“Dengan kita lakukan validasi bisa diketahui kenapa mereka putus sekolah apakah karena biaya tidak ada, apakah sarana pendidikan tidak ada atau akses pendidikan yang jauh, guru tersedia atau tidak, apakah gedung sekolah di kampung itu. Ini sangat perlu kita ketahui dalam mengatasi putus sekolah tersebut,” ungkap Parson.
Selain itu kata dia, juga karena akses pemukiman masyarakat yang jauh dari sekolah khususnya yang berada pada wilayah terpencil, sehingga menyulitkan siswa bersekolah.
Baca Juga:
Bertemu Nadiem, Putri Ariani Cerita Soal Pendidikan
"Kemudian karena faktor biaya sekolah yang mahal, sehingga orang tua tidak menyekolahkan. Kalau masalah biaya sekolah ya bisa saja pemerintah bebaskan SPP, bebaskan biaya masuk sekolah. Kalau data kita sudah ambil bukan berarti menyudutkan pemerintah tetapi kita dituntut untuk lebih berpikir menyelesaikan masalah itu,” ujarnya.
Dikatakan Parson, tingginya angka putus sekolah tersebut menjadi beban dan tantangan bagi pemerintah di Kabupaten Jayapura untuk menanggulanginya agar siswa putus sekolah dapat kembali melanjutkan pendidikan.
“Ini jadi permasalahan bagi kita semua karena jika dibiarkan akan menjadi beban daerah dalam rangka meningkatkan pendidikan untuk memajukan pembangunan di bidang pendidikan,” katanya.
Baca Juga:
3 Persoalan Rekrutmen Guru Honorer, Begini Solusi Menteri Nadiem
Oleh karena itu Parson mengatakan, pada tahun Dinas Pendidikan harus segera melakukan pendataan untuk menekan angka putus sekolah di Kabupaten Jayapura.
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.