WahanaNews.co | Perguruan tinggi harus mampu menciptakan lingkungan kampus yang bebas dari kekerasan seksual, intoleransi hingga narkoba.
“Terbebas dari penyalahgunaan narkoba juga bagian dari kampus yang sehat. Ketika terwujud sehat, aman, dan nyaman maka adik-adik sekalian bisa menjadi yang terbaik,” kata Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nizam dalam keterangan di Jakarta, Selasa (22/8/2023).
Baca Juga:
Kemendikbudristek Siap Identifikasi 9 Kerangka Tentara Jepang Korban PD II di Biak
Nizam menuturkan menciptakan lingkungan kampus yang sehat, aman, dan nyaman akan mewujudkan masyarakat kampus yang kreatif, inovatif, dan maju karena mahasiswa bisa menunjukkan potensinya secara optimal.
Kata Nizam, kampus yang sehat tidak hanya terkait sehat jasmani tapi juga kesehatan psikologis seluruh warga kampus termasuk adanya rasa aman dari bullying, kekerasan fisik, seksual bahkan digital.
Ia berharap kepada perguruan tinggi untuk bisa melahirkan kampus yang sehat, aman, dan nyaman melalui produksi konten inspiratif dan edukatif, khususnya seputar Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS).
Baca Juga:
Kemendikbudristek Siapkan Anggaran Rp14,69 Triliun untuk Program KIP Kuliah 2025
Hal tersebut tidak terlepas dari era revolusi industri 4.0 yang telah menghadirkan interaksi kuat antara dunia maya dan nyata di lingkungan perguruan tinggi.
Oleh sebab itu, Kemendikbudristek RI menyelenggarakan pelatihan video content creator (VCC) pada sektor pendidikan dengan subtema Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual’ (PPKS) di Lingkungan Pendidikan Tinggi dan diikuti oleh 553 mahasiswa.
“Saat ini kita ingin kampus yang aman terwujud melalui konten-konten PPKS di lingkungan perguruan tinggi. Dengan kreativitas adik-adik sekalian, saya harap konten adik-adik bisa memberikan nilai positif untuk masa depan,” ujar Nizam.
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek Sri Suning Kusumawardani mengatakan pelatihan VCC ini dilakukan untuk mengenal lebih dalam tugas Satgas PPKS PTN dan komponen mahasiswa.
Selain itu, pelatihan ini juga dilakukan guna memberikan pengetahuan awal tentang kekerasan seksual, pendidikan kritis, serta melatih mahasiswa membuat konten video yang menarik dan kreatif dalam mensosialisasikan PPKS.
Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Diktiristek Sri Puji Saraswati Nizam mengajak mahasiswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam mengkampanyekan bahaya dan upaya pencegahan kekerasan seksual di lingkungan kampus melalui pemanfaatan teknologi digital.
“Harapannya adik-adik mahasiswa bisa menjadi duta mahasiswa untuk mengkampanyekan pencegahan kekerasan seksual serta melawan kampanye-kampanye negatif di media sosial yang vulgar atau bahkan terselubung,” tutup Sri Puji.
[Redaktur: Zahara Sitio]