WahanaNews.co | Sebanyak 130 orang guru mengaji diberangkatkan ke daerah tertinggal, terdepan, dan terluar atau 3T oleh Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII).
130 guru mengaji ini berkat bekerja sama DDII dengan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Baca Juga:
Cabuli 4 ABG, Guru Ngaji di Mojokerto Jadi Tersangka
"Alhamdulillah, hingga kini sudah 5.828 guru mengaji yang kami kirimkan ke berbagai daerah," kata Ketua Umum DDII, Adian Husaini, di Gedung MPR Jakarta, Rabu (9/8/2023).
Adian menjelaskan 130 guru mengaji yang kini dikirimkan adalah sarjana alumni Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir, kampus milik DDII.
Menurutnya, pihak DDII juga telah mengirim ribuan guru mengaji atau dai ke daerah 3T dan itu sudah dilakukan sejak DDII berdiri di Tahun 1967.
Baca Juga:
Guru Ngaji di Mojokerto Dibawa ke Kantor Polisi, Diduga Cabuli 4 ABG
Pengiriman para guru mengaji ini untuk mengajarkan agama kepada masyarakat muslim di daerah 3T, sekaligus mendukung dan berkontribusi terhadap pencapaian sustainable development goals (SDGs) Indonesia.
Pengiriman guru ngaji ini juga dalam wacana menghadirkan pendidikan yang bermutu, menghapuskan kemiskinan, mengakhiri kelaparan, menghadirkan akses air bersih dan sanitasi yang layak, hingga penanganan terhadap perubahan iklim.
"Di wilayah Tubeket-Mentawai misalnya, kami punya desa binaan yang selama 15 tahun tak pernah mengenal pertanian padi. Alhamdulillah melalui perantara guru ngaji yang bertugas di sana akhirnya mereka bisa menanam padi bahkan sampai panen raya," jelasnya.
Contoh lainnya yaitu di Pulau Semau, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pada wilayah itu, guru mengaji DDII didukung LAZNAS.
Dewan Dakwah memberikan masyarakat setempat pelatihan, peralatan, dan sumber daya yang diperlukan untuk meningkatkan panen madu dan pengolahannya. Hasilnya tiap bulan mereka dapat memanen 30-35 liter madu.
"Alhamdulillah, bersama Kementerian Agama belum lama ini kami juga meresmikan Kampung Zakat di Morowali Utara. 1000 pohon produktif dan 1000 ton beras disalurkan untuk masyarakat setempat," katanya.
Terbaru, di Kabupaten Bengkalis, para guru ngaji DDII menanam 3.000 pohon mangrove bekerja sama dengan Pemkab Bengkalis, para mitra dan WALHI.
"Ini sedikit di antara banyak bukti bahwa DDII tak pernah main-main dalam mengokohkan dan membangun NKRI," ucapnya.
Adian menambahkan dalam Rakornas tahun 2022, DDII sudah meluncurkan Fatwa Kebangsaan. Munculnya Fatwa Kebangsaan DDII ini dalam rangka untuk menegakkan NKRI.
"Karena, wawasan kebangsaan bagi DDII sudah pernah dicontohkan dan diteladankan tokoh-tokoh DDII yang juga para pejuang kemerdekaan seperti M. Natsir, Syafruddin Prawira Negara, Mohammad Roem, dan lainya," ujarnya.
Adian mengapresiasi pimpinan MPR-RI yang berkenan ikut melepas keberangkatan para guru ngaji ini.
"Ini menjadi dukungan moral yang penting serta penambah semangat bagi para guru ngaji, insya Allah,Karena selama ini, alhamdulillah program pendidikan gratis di STID Mohammad Natsir terus berlanjut berkat dukungan para mitra dan berbagai Lembaga,” ujarnya.
"Semoga makin banyak kolaborasi yang akhirnya akan menghasilkan para guru ngaji penjaga NKRI," tutupnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]