Andhika mengaku bahwa pada awal ia melakukan studi di Swedia, ia merasa terkejut dengan ritme belajar yang sangat cepat dan intens. Meski begitu, hanya butuh beberapa bulan hingga ia akhirnya bisa beradaptasi karena universitasnya telah menyediakan tips dan panduan cara belajar yang efektif dan memperbanyak pengalaman.
“Larena Chalmers juga menjadi anggota anggota Nordic Five Tech (N5T), saya juga pernah mengikuti program Summer Course di DTU Technical University of Denmark tanpa perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk kuliah, namun juga perlu menyiapkan biaya hidup,” jelasnya.
Baca Juga:
Lewat Jalur Fast Track, Ini Cerita Amanda Lulus S2 UGM di Usia 22 Tahun
Berbeda dengan di Indonesia, dalam program doktoralnya, Andhika bekerja sebagai peneliti di divisi Fluid Dynamics di Chalmers University. Setiap hari, ia berangkat ke kantor tempat risetnya dan aktif berkontribusi dalam kegiatan akademik di departemen.
“Saya juga punya department duties, salah satunya mengajar. Saya menjadi teaching assistant di beberapa mata kuliah. Kalau diakumulasi, kira-kira enam bulan untuk mengajar, satu tahun untuk mengambil mata kuliah, dan tiga tahun sisanya fokus pada riset,” ungkapnya.
Andhika juga membagikan pesan dan motivasi bagi mahasiswa, khususnya rekan-rekannya dari Teknik Fisika yang berminat melanjutkan studi ke luar negeri. Ia menekankan bahwa penting bagi mahasiswa untuk mengetahui minatnya yang ingin dipelajari. Menurutnya, memahami bidang yang benar-benar disukai akan membuat proses studi terasa lebih ringan dan menyenangkan.
Baca Juga:
Sosok Rizky Aflaha, Baru Berusia 25 Tahun Raih Gelar Doktor Termuda UGM
Ia juga mendorong mahasiswa untuk berani mencoba dan tidak ragu melamar ke universitas luar negeri. Selain itu, Andhika menambahkan, kesempatan beasiswa kini sangat terbuka lebar.
“Jangan takut untuk daftar kuliah ke luar negeri. Kita punya dasar yang bagus dari UGM, bahkan sudah setara dengan universitas lain di dunia. Jika ragu soal finansial, gali informasi lebih dalam lagi tentang beasiswa karena beasiswa banyak sekali, tidak hanya di Swedia tapi juga di negara lain. Jadi lebih terbuka saja terhadap berbagai peluang,” pungkas Andhika.
[Redaktur: Alpredo Gultom]