WahanaNews.co, Jakarta - Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) tidak tinggal diam menghadapi gelombang budaya Korea yang tengah melanda dunia. Mereka mempersembahkan sebuah peristiwa istimewa bagi para pecinta K-Pop melalui acara bertajuk Fusion Friday.
Acara yang dihelat pada tanggal 15 Desember 2023 ini tidak hanya sekedar pagelaran biasa. Fusion Friday dirancang untuk tidak hanya merangkul, tetapi juga mempererat komunitas pecinta K-Pop sambil memberikan panggung bagi kreativitas para mahasiswa.
Baca Juga:
Akreditasi Unggul, FKG Universitas Moestopo Telah Hasilkan 4.721 Dokter Gigi
Dalam edisi pertama ini, Fusion Friday memilih tema 'K-Noraebang SM Edition!' yang diusung dengan semangat kebersamaan dan kegembiraan.
Wakil Rektor III Universitas Moestopo, Dr. H. M. Saifulloh, menjelaskan bahwa Fusion Friday bukanlah semata acara hiburan, melainkan sebuah perayaan keberagaman dan kolaborasi budaya. Melalui pelukan terhadap fenomena K-Pop, kampus ini tidak hanya menghargai keunikan budaya Korea tetapi juga tetap memelihara nilai-nilai lokal.
"Fusion Friday bukan hanya panggung hiburan semata, melainkan juga wadah bagi mahasiswa untuk merayakan keberagaman budaya. Acara ini dimaksudkan untuk mendorong pemahaman dan toleransi antarbudaya, menciptakan lingkungan kampus yang inklusif dan dinamis," ungkap Dr. Saifulloh.
Baca Juga:
Kejaksaan Agung dan FIKOM Universitas Moestopo Jajaki Kerjasama Strategi Komunikasi Publik
Edisi pertama Fusion Friday, dengan tema 'K-Noraebang SM Edition!' ini, akan mempersembahkan serangkaian kegiatan menarik dengan tema yang berbeda seperti karaoke, penampilan band, nonton bersama, random play dance, dan lain-lain.
Peserta dapat menunjukkan bakat mereka dengan membawakan lagu-lagu dari barisan idol yang tergabung dalam SM Entertainment, termasuk BoA, TVXQ, Super Junior, Girl's Generation, SHINee, f(x), EXO, Red Velvet, NCT / WayV, dan Riize.
"Fusion Friday menjadi bukti bahwa keberagaman bukan hanya berharga, tetapi juga menjadi kekayaan. Melalui perpaduan budaya, kita dapat merajut hubungan yang kuat dan membangun masyarakat yang lebih inklusif," pungkasnya.
[Redaktur: Amanda Zubehor]