WahanaNews.co, Jakarta - Saat ini transformasi digital telah menjadi kekuatan pendorong di balik perubahan mendalam dalam segala aspek kehidupan kita. Dari cara kita bekerja, berkomunikasi, hingga berinteraksi dengan dunia sekitar, transformasi ini telah mengubah landasan dari kehidupan kita.
Masa depan pun saat ini terlihat semakin dipengaruhi oleh teknologi yang terus berkembang, dan transformasi digital menjadi landasan utama untuk perubahan yang terus berlangsung.
Baca Juga:
Akreditasi Unggul, FKG Universitas Moestopo Telah Hasilkan 4.721 Dokter Gigi
Hal itulah yang disoroti oleh The 5th International Conference and Community Development (ICCD). Seminar internasional yang digelar oleh konsorsium 5 Perguruan Tinggi yakni Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Universitas Budi Luhur, Universitas Bina Nusantara, Universitas Mercu Buana, dan Universitas Sahid Jakarta.
Rektor Universitas Moestopo, Prof. Dr. H. Paiman Raharjo, menjelaskan bila transformasi digital sangat berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang teknologi yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Transformasi digital bukan hanya sekedar inovasi tetapi juga kebutuhan untuk mengatasi tantangan kompleks yang dihadapi masyarakat kita," cetus Prof. Paiman.
Baca Juga:
Kejaksaan Agung dan FIKOM Universitas Moestopo Jajaki Kerjasama Strategi Komunikasi Publik
Transformasi digital tidak hanya mencakup penggunaan teknologi dalam industri, tetapi juga merambah ke setiap aspek kehidupan sehari-hari. Dalam dunia bisnis, penggunaan teknologi telah mempercepat proses, mengurangi biaya, dan memungkinkan adopsi model bisnis baru yang lebih inovatif.
Sementara di sektor pendidikan, transformasi digital membawa metode pembelajaran yang lebih interaktif dan terbuka, memungkinkan akses ke sumber daya yang sebelumnya sulit dijangkau.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, memaparkan jika saat ini Indonesia memang tengah melakukan transformasi. Bahkan saat ini sudah ada Indonesia Digital Vision (VID 2045) yang melibatkan 50 stakeholders termasuk berbagai kementerian dan lembaga hingga berbagai komunitas dan perusahaan teknologi global.