WahanaNews.co, Jakarta - Konflik Israel-Palestina yang terus menerus berlangsung membutuhkan solusi permanen. Karena itu, Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) pun mendorong kedua belah pihak untuk menahan diri dan mencari solusi.
Konflik antara Israel dan Palestina adalah salah satu konflik terpanjang dan paling rumit di dunia, melibatkan sejarah panjang, klaim tanah yang bersaing, serta dimensi agama dan etnis yang mendalam.
Baca Juga:
Akreditasi Unggul, FKG Universitas Moestopo Telah Hasilkan 4.721 Dokter Gigi
Dalam melihat dinamika konflik ini, penting untuk memahami konteks sejarah, perspektif berbeda, dan upaya untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan.
Pada seminar 'Meet D'Ambassador' yang digelar Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Dr. Zuhair Al Shun menjelaskan bila eskalasi yang saat ini terjadi di Jalur Gaza sudah melewati batas. Sebab, Israel bukan hanya menyerang para pejuang Hamas, tapi juga rakyat sipil, wanita, dan anak-anak.
"Kami percaya perdamaian, tapi jika hampir seluruh wilayah Palestina dihancurkan, dimana perdamaian itu? Palestina akan tetap memperjuangkan hak sesuai hukum internasional," tegas Dr. Zuhair, Rabu (22/11/2023).
Baca Juga:
Kejaksaan Agung dan FIKOM Universitas Moestopo Jajaki Kerjasama Strategi Komunikasi Publik
"Sampai saat ini tercatat sudah belasan ribu korban sejak Israel menghujani Jalur Gaza pada sejak bulan lalu. Sebagian besar korban tersebut wanita dan anak-anak," tambah Dr. Zuhair.
Bahkan, lanjutnya, Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza juga di bom. Ini sudah kelewatan karena jumlah korban sangat besar dan membuat rakyat Palestina yang sudah bertahun-tahun diintimidasi makin sulit mendapatkan akses kesehatan.
"Tindakan ini melanggar hukum internasional karena rumah sakit termasuk fasilitas umum yang memberikan layanan kesehatan dan kemanusiaan. Rumah sakit harus dilindungi, bukan dihancurkan," tegasnya.