WAHANANEWS.CO, Jakarta - Proses rekrutmen guru dan penjaringan siswa untuk Sekolah Rakyat akan dimulai pada pertengahan atau akhir April 2025.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyatakan, pemerintah membutuhkan lebih dari 1.000 guru untuk ditempatkan di 53 lokasi Sekolah Rakyat yang telah siap beroperasi.
Baca Juga:
Kemenag Gratiskan PPG Daljab, PPG Mapel Umum Dijadwalkan Mei 2025
Gus Ipul menjelaskan bahwa guru yang direkrut terdiri dari dua kategori, yakni guru formal dan guru pendidikan karakter.
Guru formal akan mengajar dari pagi hingga sore, sementara guru pendidikan karakter bertugas membentuk karakter siswa pada sore hingga malam hari.
“Seingat saya, 700 itu guru formalnya, kemudian 300 itu guru pendidikan karakternya. Jadi 1.000 lebih, lah, ya. Belum lagi nanti ada kepala sekolah, wakil kepala sekolah,” ujar Gus Ipul dikutip dari Tempo, Selasa (8/4/2025).
Baca Juga:
Ketua Komisi X Menegaskan RUU Sisdiknas Tidak Hapus Kebijakan Sertifikasi Guru
Untuk jumlah siswa, Gus Ipul memperkirakan sekitar 2.500 anak akan mengikuti pendidikan di 53 titik Sekolah Rakyat.
Saat ini, proses identifikasi terhadap calon guru dan siswa masih berlangsung, terutama di sekitar lokasi sekolah yang telah ditentukan.
“Sekarang baru diidentifikasi guru-guru yang di sekitar sekolah itu, siswa-siswa desil satu desil dua yang di sekitar situ. Terus dipotret lewat data-data,” kata Gus Ipul.
Sebelumnya, Kementerian Sosial (Kemensos) mengumumkan bahwa Sekolah Rakyat akan mulai melakukan penerimaan siswa dan rekrutmen guru pada April 2025. Sekolah ini akan mulai beroperasi pada tahun ajaran 2025/2026, tepatnya bulan Juli.
Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, M. Nuh, menyebut bahwa rekrutmen guru akan dilakukan dari sekitar 60 ribu lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG).
“Kami ingin tahu para guru itu punya empati sosial, tidak hanya kompetensi akademik yang bagus,” kata M. Nuh dalam keterangan tertulis pada Rabu, 19 Maret 2025.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah melakukan pemetaan distribusi guru agar bisa ditempatkan di daerah asal masing-masing.
Pemerintah juga membuka kemungkinan menugaskan guru Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mengajar di Sekolah Rakyat.
Untuk siswa, proses seleksi dimulai dari tahapan administratif yang ditujukan bagi anak-anak yang termasuk dalam Desil 1 dan 2 berdasarkan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN).
Setelah itu, mereka akan mengikuti tes potensi akademik, psikotes, home visit atau kunjungan ke rumah, wawancara dengan orang tua, serta pemeriksaan kesehatan.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]