WahanaNews.co | Setiap negara pasti memiliki sistem pendidikan sendiri sesuai dengan letak geografis, budaya, dan adat masyarakatnya.
Sistem pendidikan yang diterapkan di Indonesia tentu punya perbedaan dengan sistem pendidikan di negara lain.
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Kampanye Akbar di Labura: Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur
Berikut ini simak perbedaannya:
Indonesia memulai pendidikannya dengan pengenalan membaca, menulis, dan berhitung pada anak usia dini.
Sedangkan di luar negeri, pendidikan usia dini lebih memfokuskan pada bermain dan interaksi yang bertujuan untuk mengeksplorasi lingkungannya.
Baca Juga:
Pj Wali Kota Madiun Resmikan Sekolah Terintegrasi untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan
Selain itu, dari sisi lamanya waktu belajar, sekolah-sekolah di Indonesia umumnya menghabiskan waktu 2-4 jam per hari untuk sekolah dasar, 6-8 jam per hari untuk sekolah menengah.
Jika dibandingkan dengan negara Finlandia misalnya, mereka menghabiskan waktu 3 jam dan 45 menit sehari untuk belajar.
Selanjutnya, dari sisi pembagian tugas, sekolah-sekolah di Indonesia sering kali memberikan beban tugas yang banyak kepada peserta didiknya.
Akan tetapi, jika dibandingkan dengan Finlandia, mereka dibebankan tugas dengan jumlah sedikit dan tidak terlalu rumit.
Menurut Menteri Pendidikan dan Sains Finlandia, Krista Kiuru, akademik itu bukan satu-satunya yang dibutuhkan anak.
Mereka lebih dari itu, sekolah seharusnya mengajarkan makna hidup sehingga anak bisa mempelajari apa yang dibutuhkan dan bisa belajar kemampuan berkomunitas.
Selain perbedaan, tentunya pendidikan di Indonesia juga memiliki kemiripan dengan negara lain.
Misalnya negara Selandia Baru. Pendidikan di Indonesia dan Selandia Baru sama-sama menerapkan sistem pendidikan dari jenjang usia dini, menengah, sampai pendidikan tinggi.
Sistem pendidikan yang diterapkan oleh Selandia Baru ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pelajar dalam berorientasi.
Hal ini nantinya dapat mempertajam kecerdasan karakter pelajar dan meningkatkan kemampuan praktikal pelajar yang dibutuhkan di masa depan.
[Redaktur: Zahara Sitio]