Data dari Studi Kemajuan dalam Literasi Membaca Internasional (PIRLS) menunjukkan bahwa rata-rata skor siswa kelas 4 Swedia menurun dari 555 pada tahun 2016 menjadi 544 pada tahun 2021.
Di tahun yang sama, Singapura meraih skor tertinggi dengan 587, naik dari 576 di tahun 2016.
Baca Juga:
Debat soal Palestina Memanas, Menlu Swedia Dihujani Tomat dan Bawang
Penurunan tersebut sebagian disebabkan oleh pandemi Covid-19, tetapi penelitian dari Dewan Riset Swedia untuk Kesehatan, Kehidupan Kerja, dan Kesejahteraan (Forte) juga mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis perangkat digital memiliki dampak negatif pada siswa.
“Dampak layar dengan lampu latar pada konsentrasi dan pemahaman jauh lebih signifikan daripada yang kami perkirakan,” ujar Anna Lindstrom, seorang pakar pendidikan di Institut Pendidikan Nasional Swedia.
Ia juga menambahkan, “Siswa sering menggunakan perangkat teknologi untuk bermain gim atau menjelajahi internet selama berjam-jam di sekolah, yang mengurangi keterlibatan mereka di kelas.”
Baca Juga:
Raih 18 Trofi Selama Karir, Ini Profil Sven-Goran Eriksson yang Meninggal Dunia
Keresahan ini telah lama dirasakan masyarakat. Pada tahun 2022, Menteri Sekolah Swedia, Lotta Edholm, menyatakan bahwa siswa Swedia membutuhkan lebih banyak buku pelajaran.
"Buku fisik penting untuk pembelajaran siswa," tegas Edholm, seperti dikutip dari The Guardian. Pada Agustus 2023, ia mengumumkan bahwa pemerintah ingin membatalkan aturan yang mewajibkan penggunaan perangkat digital di prasekolah.
Langkah ini bahkan diperluas dengan menghentikan pembelajaran digital untuk anak-anak di bawah usia enam tahun.