Akan tetap, malah justri menciptakan jebakan baru bagi generasi muda yang belum siap secara ekonomi dan budaya. Zyahwa menambahkan, judi online hanyalah salah satu bentuk perilaku bermasalah akibat penggunaan internet berlebihan (Specific Problematic Internet Use / SPIU).
"Penelitian ini membuktikan bahwa angka-angka tidak berdiri sendiri. Di balik statistik, ada wajah-wajah muda yang berjuang antara realitas ekonomi dan dunia digital yang menggoda," katanya.
Baca Juga:
Mahapeka Geruduk Mapolres Sibolga, Desak Ungkap Dugaan Malpraktek di RS Metta Medika
Melihat kondisi ini, tim peneliti IPB mendorong agar kebijakan publik tidak berhenti pada pemblokiran situs, tetapi juga mencakup pendekatan sosial dan kultural.
"Gen Z tidak butuh sekadar peringatan, tapi ruang aman untuk memahami dan mengelola perilaku digital mereka. Jika tidak, paradoks digitalisasi akan terus berulang, melahirkan generasi yang pintar secara teknologi, tapi kalah oleh algoritma," pungkasnya.
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.