Prita mencontohkan, situasi yang mendesak misalnya, ketika ada anggota keluarga yang sakit dan membutuhkan dana yang cepat untuk biaya pengobatan. “Atau misalnya terjadi musibah yang tidak kita duga,” tutur Prita.
Tidak meminjam untuk kebutuhan konsumtif. Prita mengatakan, sebaiknya seseorang tidak menggunakan pinjol untuk kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya konsumtif. “Kalau sekadar untuk mengupgrade barang-barang, atau membeli sesuatu, maka bahaya,” ujarnya.
Baca Juga:
Tips Cara Cek KTP Dipakai untuk Pinjol atau Tidak
Periksa kembali sumber keuangan Anda. Prita menyarankan seseorang meneliti kembali sumber-sumber keuangan yang masih bisa digunakan, seperti tabungan. “Coba lihat dulu apa yang bisa diakses, seperti tabungan atau apa yang bisa kita bongkar,” paparnya.
Hapus pesan singkat dari pinjol. Pinjol biasanya menawarkan jasanya lewat pesan singkat di telepon genggam seperti WhatsApp atau layanan pesan singkat (SMS).
Menurut Prita, sebaiknya seseorang langsung menghapus ketika ada pesan singkat dari pinjol. Sebab, bisa saja ada kecenderungan untuk menghubungi fasilitas pinjol.
Baca Juga:
Rontoknya Raksasa Fintech, Investree Hadapi Likuidasi Usai Pencabutan Izin OJK
“Memang pada saat kita gak butuh-butuh amat mungkin melupakan, tetapi pada saat kita butuh kemudian kita bisa tiba-tiba merasa tergoda,” paparnya.
Hanya meminjam di pinjol legal. Jika memang kebutuhan mendesak, dan tidak ada jalan lain kecuali mendapatkan dana dari pinjol, maka Prita menyarankan, seseorang sebaiknya memilih meminjam di pinjol legal. Hindari meminjam di pinjol ilegal.
“Hanya ambil dari fasilitas fintech legal yang sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, lupakan!” tandas Prita.