Ketiga, Zona Manufaktur dan Jasa. Sebanyak 138 perusahaan akan menampilkan produk-produk tekstil, alas kaki, otomotif, suku cadang, produk kayu seperti kayu lapis dan furnitur, produk karet, farmasi dan kimia, jasa penyurvei (surveyor), dan jasa logistik.
Puntodewi mengatakan, TEI 2025 membuka pintu ekspor tidak hanya bagi pelaku usaha besar, tetapi juga untuk produk-produk lokal di desa dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Baca Juga:
Produk Perhiasan Unggulan Indonesia Catatkan Potensi Transaksi USD 31,12 Miliar di Pameran JA New York 2025
“Dengan ribuan peserta dan buyer yang terus meningkat setiap harinya, TEI 2025 membuka peluang sekaligus
memulai cerita baru bagaimana produk Indonesia menemukan peminatnya di pasar global,” ujar
Puntodew.
Selain tiga zona utama, TEI untuk pertama kalinya memberikan panggung khusus kepada UMKM
lewat Paviliun UMKM BISA Ekspor. Paviliun ini akan menampilkan produk-produk UMKM binaan Kemendag yang telah dikurasi.
“UMKM Indonesia merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Dengan adanya paviliun UMKM BISA Ekspor, pelaku UMKM diberi wadah untuk bertemu langsung dengan para buyer. Ini merupakan komitmen nyata bahwa ekspor tidak hanya untuk pelaku usaha besar, tetapi juga
UMKM,” jelas Puntodewi.
Baca Juga:
Masyarakat Desa Tarikan Gelar Aksi Damai di Polda Jambi: Dukung Penuh Proses Hukum Dugaan Pungli, Perintangan, dan Penggelapan Berkedok Portal
[Redaktur: Alpredo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.