"Volume transaksi khususnya Bitcoin dari data on-chain terpantau sideways, meski harganya sempat naik pekan lalu. Investor juga berubah haluan tidak melakukan akumulasi ketika BTC gagal tembus level resistensinya 23.000 dolar AS. Alhasil, investor memilih aksi profit taking daripada akumulasi," kata Afid.
Afid melihat koreksi harga saat ini masih tergolong normal pada market kripto.
Baca Juga:
Patuhi Aturan, 22 Calon Pedagang Fisik Aset Kripto Persiapkan Diri Menjadi Pedagang Fisik Aset Kripto
Kenaikan harga kripto harus dibarengi dengan koreksi atau retest lebih dahulu, sebelum melaju tinggi lagi.
"Jadi, perilaku investor saat ini normal, dan jika besarnya aksi ambil untung ini meningkat dalam beberapa minggu ke depan, mereka dapat bertindak sebagai katalis untuk kelanjutan bearish lainnya dalam jangka pendek," ucapnya.
Baca Juga:
Peretas Berulah, Bappebti Imbau Pelanggan Indodax Agar Tetap Tenang
Sentimen Negatif Market Kripto Pekan Ini
Market kripto tenggelam pada perdagangan Rabu (3/8/2022) setelah pejabat The Fed mengisyaratkan bank sentral masih berniat menaikkan suku bunga sampai inflasi terkendali.
Komentar tersebut terbukti cukup untuk mendorong harga Bitcoin dan aset kripto lainnya terjun.