WahanaNews.co | Malaysia mengambil kebijakan baru terkait ekspor ayam.
Kini, Negeri Jiran itu telah memutuskan untuk mencabut sebagian larangan ekspor ayamnya.
Baca Juga:
Kebijakan Proteksionisme Trump Berpotensi Pukul Ekspor Indonesia
Kebijakan tersebut membuat importir unggas di Singapura kembali mendatangkan ayam kampung dan ayam cemani mulai Selasa (14/6/2022).
Departemen Layanan Hewan Malaysia (DVS) mengatakan, ekspor ayam kampung dan ayam cemani hidup akan diizinkan kembali menyusul keputusan Kabinet pada 8 Juni 2022.
Dalam pernyataannya, DVS menyebut ekspor produk unggas lain, seperti nugget atau hotdog, juga kembali diizinkan.
Baca Juga:
Mendag Budi Lepas Kontainer ke-400.000 Produk Makanan Olahan ke 15 Negara
Namun, larangan untuk ayam broiler, unggas yang banyak diimpor Singapura, tetap ada.
Pernyataan DVS tidak merinci informasi detail, seperti jumlah ayam kampung dan ayam cemani hidup yang tersedia untuk ekspor.
Sebelumnya, pada 1 Juni 2022, Malaysia memberlakukan larangan ekspor ayam untuk memastikan pasokan ayam cukup di pasar domestik.
Keputusan itu memengaruhi pasokan ayam di Singapura, karena sekitar 34 persen pasokan datang dari Malaysia.
Hampir semua ayam datang dalam keadaan hidup, yang nantinya akan disembelih dan didinginkan.
Selama hari menjelang pelarangan dan setelahnya, permintaan ayam di Singapura sangat tinggi dengan kenaikan harga.
Ini membuat sejumlah warung nasi ayam tutup sementara.
Sekretaris Asosiasi Pedagang Unggas Singapura dan CEO Industri Unggas Hup Heng, Ma Chin Chew, mengatakan, perusahaannya kembali mengimpor ayam kampung dan ayam cemani hidup.
Nantinya, unggas tersebut akan dijual ke pedagang pasar, pedagang asongan, dan restoran mulai Rabu (15/6/2022) ini.
Pengimpor ayam Kee Song Food juga mengumumkan lewat akun TikTok-nya akan menjual ayam hidup mulai 15 Juni 2022.
Ma mengaku lega atas pencabutan larangan ekspor.
Namun, dia juga prihatin tentang jumlah yang tersedia.
Ayam broiler merupakan sumber pendapatan utama bagi Industri Unggas Hup Heng yang dulu mengimpor sekitar 100 ribu hingga 120 ribu ekor ayam per hari.
Jumlah tersebut jauh berbeda dengan impor ayam cemani sekitar 5.000 sampai 10 ribu ekor dan ayam kampung sekitar 30 ribu sampai 40 ribu ekor per hari.
“Harga ayam kampung jauh lebih tinggi daripada ayam broiler biasa. Jadi, saya rasa pelanggan tidak akan sepenuhnya beralih menjual ayam kampung untuk saat ini,” kata Ma, dikutip Channel News Asia, Selasa (14/6/2022).
Ma menambahkan jumlah ketersediaan ayam kampung dan ayam cemani juga terbatas.
“Jika pelanggan hanya memesan 20 ekor ayam kemudian saya mengantar ke warung, alih-alih 100 atau 200 ekor, itu sebenarnya akan lebih mahal,” tambahnya. [gun]