WahanaNews.co | Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Abdullah Azwar Anas heran banyak Aparatur Sipil Negara (ASN) terjerat utang. Pasalnya, pendapatan ASN relatif besar.
Perencana Keuangan, Philip Mulyana, mengungkapkan ada faktor dasar yang memungkinkan para ASN nekat berutang yaitu rutinitas gaji. "(Para ASN berani berutang) karena merasa aman, mereka yakin akhir bulan gajian," ujar Philip, melansir merdeka.com, Kamis (26/1).
Baca Juga:
Industri Fintech Bergolak di IFSE 2024, OJK Serukan Perlindungan Konsumen
Selain itu, dia menilai kondisi seperti ini mencerminkan bahwa masyarakat Indonesia masih minim literasi keuangan, sehingga seseorang akan tetap berutang meski pendapatannya terhitung cukup besar.
"Faktor literasi keuangan yang masih rendah adalah faktor utama seseorang berutang meskipun mempunyai income yang cukup," katanya.
Belum lepas dari masalah literasi keuangan, Philip juga menyoroti kebiasaan umum sebagian masyarakat untuk berbelanja yang non produktif. Ditambah lagi kemudahan akses bagi masyarakat untuk berbelanja.
Baca Juga:
OJK dan FSS Korea Bahas Pengawasan Lintas Batas dan Kerja Sama Keuangan
Menurut Philip, literasi keuangan berarti seseorang memahami cara mengelola keuangan dengan baik, cara berinvestasi sesuai dengan profil risiko individu, cara memilih asuransi, dan lain-lain. Sayangnya, pengetahuan dasar tentang literasi keuangan hampir tidak pernah disampaikan dalam pendidikan formal.
"Sejak kita sekolah, kita tidak pernah diajari untuk bagaimana mengelola keuangan kita. Padahal kita tau sendiri Indonesia memiliki level inflasi yang tinggi. Ini artinya barang-barang akan semakin mahal," jelasnya.
"Barang yang semakin mahal ditambah kemudahan kita berbelanja ditambah literasi keuangan yang minim akan membuat kita bisa terjerumus dalam masalah keuangan, salah satunya adalah hutang," katanya.