Otoritas cuaca Vietnam mengumumkan gelombang panas berlangsung hingga Juni. Suhu berkisar antara 26 derajat Celcius hingga 38 derajat Celcius.
Melansir CNBC Indonesia, Vietnam kini mengalami krisis listrik. Musim panas dan kekeringan ekstrem membebani pasokan energi wilayah utara negara itu saat ini. Sehingga peningkatan impor batu bara Vietnam akan terjadi efek dari krisis listrik tersebut.
Baca Juga:
Bakamla RI dan VCG Perkuat Kerjasama Lewat Latihan SAR serta Olahraga Persahabatan
Kamboja juga telah terkena dampak kekurangan air karena permintaan air yang tinggi di Thailand. Kementerian Sumber Daya Air dan Meteorologi Kamboja memperkirakan bahwa cuaca panas akan berlanjut hingga pertengahan Mei, dengan curah hujan lebih sedikit dibandingkan tahun 2022.
Dikatakan juga bahwa pola cuaca dipengaruhi oleh El Nino, dan panas yang dihasilkan akan berlangsung hingga Agustus. Pada bulan Mei, suhu 41,6 °C (106,9 °F) tercatat di Kratié dan distrik Ponhea Kraek, menetapkan rekor Mei nasional yang baru.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor batu bara RI pada Januari-April 2023 meningkat 12,03% menjadi 152,97 juta ton dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 136,54 juta ton.
Baca Juga:
Terjangan Topan Super Yagi di Vietnam, 6 Orang Tewas akibat Tanah Longsor
Peningkatan hingga April 2023 ini ditopang dari beberapa negara yang dilanda gelombang panas yakni India dengan naik 67,29%, Bangladesh 25,17% dan Tiongkok 0,09%.
Dari nilai Free On Board (FOB) batu bara menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mengalami penurunan pada periode Januari hingga Mei 2023 menjadi US$ 16,44 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 16,54 miliar.
Beberapa emiten di sektor batu bara yang akan diuntungkan dari peningkatan eskpor ke beberapa negara asia pasifik yang dilanda gelombang panas.