Selanjutnya, diskon 50 persen dan 25 persen untuk pelanggan rumah tangga dengan daya 900 VA bersubsidi. Serta pembebasan biaya beban atau abonemen dan rekening minimum 50 persen untuk pelanggan industri, bisnis dan sosial.
“Stimulus tersebut bentuk perlindungan sosial yang diberikan pemerintah pada masyarakat. PLN bertugas menyalurkan stimulus ke masyarakat dengan baik dan tepat sasaran,” jelas Darmawan.
Baca Juga:
Anda Jarang Berolahraga? Berikut Tips Cara Memulainya
Di samping stimulus listrik, PLN juga menyalurkan bantuan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN Peduli dan bantuan sosial lainnya baik berupa dana, alat pelindung diri (APD) dan masker, bantuan pangan dan sembako, obat-obatan, penyediaan vaksin Covid-19 bagi masyarakat serta sarana dan prasarana kesehatan lainnya.
Sebagai contoh, PLN membantu pasokan oksigen medis bagi beberapa rumah sakit yang mengalami kekurangan. Tak hanya itu, beberapa pembangkit PLN juga berinovasi agar dapat memproduksi oksigen medis. Salah satunya dari PLTGU Priok.
Di tengah kondisi pandemi Covid-19, juga kata dia, PLN berhasil membuktikan tetap bertahan di saat banyak pengamat memprediksi PLN akan ambruk karena demand turun. Pandemi Covid-19 justru membuat PLN berhasil melakukan tranformasi baik dari sisi bisnis, pembangkitan, hingga layanan. Di antaranya, PLN berhasil mengurangi hutang sebesar USD 4 miliar dalam kurun waktu dua tahun dan mencatatkan kinerja keuangan terbaik selama 77 tahun terakhir.
Baca Juga:
Jaksa Agung: Pengoplosan Pertamax di Masa Pandemi Bisa Berujung Hukuman Mati
"Di tengah pandemi, ketika terjadi krisis energi dalam skala global. Harga komoditas energi primer juga ikut melonjak. Bahkan PLN pun berhasil membangun sistem keandalan ketenagalistrikan nasional, yang juga terbaik dalam sepanjang sejarah Indonesia," ujar Darmawan.
Di bawah kepemimpinan Darmawan, selama tiga tahun ini PLN melakukan banyak inovasi, transformasi, dan efisiensi yang dibalut dalam digitalisasi. Salah satunya, kehadiran aplikasi PLN Mobile, yang membuat proses bisnis semula berbelit menjadi ringkas dan jauh lebih baik dengan beragam fitur-fitur layanan.
Salah satu fitur di aplikasi PLN Mobile yang lahir karena pandemi adalah fitur catat meter mandiri. Fitur ini dihadirkan belajar dari pengalaman awal pandemi, saat adanya kejadian tagihan listrik pelanggan mengalami kenaikan tiba-tiba di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Ini karena petugas PLN tidak bisa melakukan catat meter dan akhirnya menggunakan perhitungan rata-rata 3 bulan.