Hal ini sejalan dengan upaya efisiensi dan optimalisasi jaringan ATM untuk menyesuaikan dengan perubahan perilaku nasabah yang lebih memilih transaksi digital.
Roni menyatakan bahwa hingga akhir tahun, tren penurunan transaksi ATM diperkirakan akan berlanjut seiring dengan semakin tingginya adopsi layanan digital.
Baca Juga:
Markas Judol di Cengkareng Digerebek Polisi, 8 Orang Ditangkap
Meskipun demikian, perseroan tetap menjaga kualitas layanan dan aksesibilitas bagi nasabah yang masih membutuhkan transaksi tunai melalui ATM.
"Untuk menjaga optimalisasi dan efisiensi operasional ATM, kami bekerja sama dengan Himbara melalui Program ATM Link. Kami juga terus berinovasi dan mengembangkan layanan digital untuk memastikan kenyamanan dan keamanan nasabah dalam bertransaksi," ujarnya.
Sementara itu, SEVP Digital Business PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), Thomas Wahyudi, mengatakan bahwa modernisasi dan perkembangan kebutuhan masyarakat dalam transaksi perbankan telah menggeser penggunaan kanal perbankan dari outlet dan ATM ke layanan online melalui mobile banking.
Baca Juga:
Bermodus Bantu di ATM, Penipu Gasak Rp117,5 Juta dari Rekening Nasabah
Menurut Thomas, nasabah menginginkan transaksi perbankan yang cepat, mudah, dan dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.
Selain itu, budaya masyarakat tanpa uang tunai telah menjadi umum, terutama di kota-kota besar.
Akibatnya, ketergantungan nasabah pada uang tunai berkurang, sehingga transaksi di ATM menjadi stagnan atau cenderung menurun.