WahanaNews.co | Mata uang kripto atau cryptocurrency semkain diminati berbagai kalangan khususnya anak muda di Indonesia. Fenomena ini yang kemudian dimanfaatkan oleh beberapa orang yang tidak bertanggung jawab untuk mencuri data pribadi orang lain.
Sejauh ini makin banyak aplikasi penipu yang menggunakan mata uang kripto sebagai embel-embelnya, bahkan sampai menyusupkan malware di aplikasi tersebut.
Baca Juga:
Transformasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Bappebti Dorong Transaksi Multilateral
Aplikasi-aplikasi ini kebanyakan sudah dihapus Google dari Play Store, karena sudah ketahuan oleh berbagai peneliti keamanan. Contohnya Trend Micro, yang menemukan 7 aplikasi penipuan terkait mata uang kripto.
Aplikasi malicious ini dideskripsikan sebagai aplikasi penambang mata uang kripto, yang bisa membantu penggunanya untuk meraup keuntungan besar dengan berinvestasi di bisnis penambangan kripto.
Namun yang terjadi sebenarnya adalah deretan aplikasi ini hanya menampilkan iklan dan menipu korbannya untuk membayar biaya berlangganan sebesar USD 15 setiap bulannya dengan iming-iming meningkatkan hasil penambangan.
Baca Juga:
Kejati Jawa Tengah Tahan Pegawai Bank BUMN Terkait Kasus Pembelian Kripto
Berikut ini aplikasi yang ditemukan Trend Micro dan sudah dihapus oleh Google:
BitFunds - Crypto Cloud Mining
Bitcoin Miner - Cloud Mining
Bitcoin (BTC) - Pool Mining Cloud Wallet
Crypto Holic - Bitcoin Cloud Mining
Daily Bitcoin Rewards - Cloud Based Mining System
Bitcoin 2021
MineBit Pro - Crypto Cloud Mining & btc miner
Ethereum (ETH) - Pool Mining Cloud
Lalu ada perusahaan keamanan Lookout menemukan adanya lebih dari 170 aplikasi Android yang menjadikan peminat mata uang kripto sebagai korban. Kebanyakan dari aplikasi tersebut menawarkan layanan penambangan mata uang kripto lewat cloud.
Modusnya adalah korban akan diminta membayar uang sewa untuk penggunaan server pelaku yang dijanjikan dipakai menambang kripto. Namun menurut Lookout dalam investigasinya, tak ada mata uang kripto yang dihasilkan dari "penambangan" tersebut.
"Berdasarkan analisis kami, mereka menipu lebih dari 93 ribu korban dan mencuri setidaknya USD 350 ribu dari pengguna yang membayar untuk aplikasi tersebut dan membeli upgrade dan layanan tambahan yang ternyata palsu," tulis Lookout dalam laporannya.
25 dari 170 aplikasi tersebut pun tersedia di Google Play Store dan dijual dengan harga mulai dari USD 11 sampai USD 21. Menanggapi laporan Lookout, Google pun menghapus 25 aplikasi tersebut dari Play Store, namun sisanya masih beredar di app store pihak ketiga. [rin]