WahanaNews.co, Jakarta - Dalam beberapa waktu terakhir, perkembangan startup telah menjadi tren di Indonesia, dengan banyaknya pihak yang berusaha keras untuk mendirikan startup.
Tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa startup telah mencapai kesuksesan di Indonesia. Meskipun begitu, ada pula startup yang menghadapi kesulitan di tengah krisis dan memilih untuk menghentikan operasionalnya.
Baca Juga:
Connext Powered by PLN: Wadah Inovasi dan Kolaborasi Startup Energi di Tahun 2024
Melansir Detik, berikut adalah daftar beberapa startup yang telah menutup operasionalnya di Indonesia.
1. Pegipegi
Pegipegi adalah sebuah platform penyedia layanan pemesanan dan pembelian tiket (online travel agent/OTA).
Baca Juga:
Ajak 15 Startup ke Singapura, Menkop UKM Sebut Startup Lokal Siap Go Global
Setelah beroperasi selama 12 tahun, pada akhirnya, startup ini memutuskan untuk menghentikan layanannya mulai 10 Desember pukul 23.59 WIB.
2. JD.ID
JD.IDyang merupakan salah satu e-commerce besar di Indonesia telah menutup semua layanannya per 13 Maret 2023.
JD.IDmerupakan anak perusahaan salah satu e-commerce terbesar di Asia, yaituJD.com.
Berdasarkan catatan detikcom, sebelum tutup JD.ID telah melakukan PHK kepada sekitar 200 karyawan.
Alasan dari PHK tersebut adalah untuk beradaptasi terhadap tantangan perubahan bisnis yang sungguh cepat.
3. CoHive
Startup ruang kerja berbagi (co-working space) CoHive dinyatakan bangkrut pada 18 Januari 2023. Dikutip dari DealStreetAsia, Rabu (13/12/2023), CoHive tutup karena pandemi yang berkepanjangan, ketersediaan kantor, hingga masalah pendanaan.
CoHive menyatakan bahwa bisnisnya telah diambil alih oleh pihak lain, terutama COHIVE 101 yang beroperasi secara independen.
4. Fabelio
Fabelio merupakan perusahaan startup yang fokus menjual furniture. Fabelio telah dinyatakan pailit oleh pengadilan yang diputuskan dalam putusan Pengadilan Niaga di PN Jakarta Pusat No. 47/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Niaga.JKT.PST, pada tanggal 5 Oktober 2022
Sebelum dinyatakan pailit, beredar kabar bahwa perusahaan tersebut memanggil puluhan karyawannya agar bersedia resign, hingga hak karyawan yang tidak terpenuhi.
5. Rumah.com
Dikutip dari situs resminya, perusahaan asal Singapura PropertyGuru menutup situs propertirumah.commulai 1 Desember 2023 setelah beroperasi selama lebih dari 10 tahun.
61 karyawan terkena PHK sebagai dampak dari penutupan startup ini. Selainrumah.com, PropertyGuru juga akan menutup FastKey, produk software as a service (SaaS), pada 31 Juli 2024.
6. Hooq
Layanan video streaming asal Singapura ini telah menutup layanannya pada 30 April 2020 setelah beroperasi selama 5 tahun.
Tak hanya di Indonesia, Hooq juga menutup layanannya di Filipina, Thailand, India, hingga Singapura.
7. AiryRooms
Startup aggregator yang menyediakan layanan penginapan Airy Rooms menghentikan operasinya pada 31 Mei 2020.
Berdasarkan pernyataannya, salah satu penyebab dari tutupnya Airy Rooms adalah pandemi COVID-19.
Beberapa bulan sebelum penutupannya, Airy Rooms mengalami penurunan penjualan yang sangat signifikan serta menerima permintaan pengembalian dana yang sangat tinggi dari para penggunanya.
8. Sorabel
Startup e-commerce pakaian Sorabel menghentikan layanannya per 30 Juli 2020.
Dalam surat para pemimpin ke karyawan, mereka menjelaskan bahwa perusahaan telah melakukan usaha terbaik untuk menyelamatkan perusahaan, tetapi harus menempuh jalur likuidasi.
9. Elevenia
Startup e-commerce Elevenia menutup layanan marketplacenya pada 1 Desember 2022. Elevenia merupakan marketplace yang dinaungi oleh operasi PT XL Planet yang merupakan perusahaan patungan antara PT XL Axiata Tbk dan SK Planet dari Korea Selatan.
Perusahaan ini memberhentikan layanannya setelah 8 tahun beroperasi di Indonesia.
10. Tumbasin
Tumbasin merupakan startup e-grocery di Indonesia. Melansir dari unggahan Instagramnya, Tumbasin menghentikan layanannya per 2 Mei 2023.
Namun, pengguna Tumbasin yang berada di Semarang masih dapat berbelanja di Tumbasin melalui WhatsApp Tumbasin.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]