WAHANANEWS.CO, Jakarta - Desain dan rekayasa atau Front End Engineering and Design (FEED) proyek Liquefied Natural Gas (LNG) Abadi Blok Masela resmi dimulai secara seremonial. Proses FEED ditargetkan rampung dalam tiga bulan, kemudian dilanjutkan dengan pengambilan Final Investment Decision (FID) pada tahun depan. Proyek ini ditargetkan mulai beroperasi (on stream) pada 2029.
Pekerjaan FEED mencakup peninjauan dan penetapan spesifikasi fasilitas untuk memproduksi dan memproses hidrokarbon dari Lapangan Gas Abadi, serta pembangunan pabrik LNG darat (Onshore LNG/OLNG).
Baca Juga:
Pemerintah Apresiasi Peluncuran Fasilitas LNG Bali, Targetkan Efisiensi dan Kemandirian Energi
FEED meliputi empat paket utama, yakni OLNG, Floating Production Storage and Offloading (FPSO), Subsea Umbilicals, Risers and Flowlines (SURF), serta Gas Export Pipeline (GEP). Masing-masing paket memasukkan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) atau penangkapan dan penyimpanan karbon.
"Hari ini kita menyaksikan langkah penting dalam pengembangan Lapangan Abadi Blok Masela. Proyek ini bukan hanya proyek migas biasa, tetapi salah satu pilar ketahanan energi sekaligus motor penggerak pembangunan nasional dan daerah," kata Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (28/8/2025).
Yuliot menyebut proyek ini diproyeksikan mampu memproduksi gas bumi sebesar 9,5 juta ton LNG per tahun, sekitar 150 juta kaki kubik standar gas per hari (MMSCFD), dan 35 ribu barel kondensat per hari. Proyek ini diharapkan mengurangi ketergantungan impor sekaligus meningkatkan daya saing industri dalam negeri.
Baca Juga:
MA Perberat Hukuman Karen Agustiawan Jadi 13 Tahun Penjara dalam Kasus Korupsi LNG
Investasi proyek Abadi Masela mencapai US$ 20,94 miliar kurs asumsi sekitar Rp 16.300/US$ atau sekitar Rp 341 triliun. Pada fase pengembangan, proyek ini diperkirakan menyerap 12.611 tenaga kerja, sementara fase operasi tetap melibatkan sekitar 850 tenaga kerja.
"Kami berkomitmen memastikan proyek ini berjalan dengan standar lingkungan tinggi, termasuk implementasi Carbon Capture and Storage (CCS)," pungkasnya.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]