"Emisi yang dikeluarkan dari sumber energi fosil, antara lain batu bara, emisi buangnya itu dua kali lipat dibandingkan dengan gas," ujarnya.
Dengan beroperasinya PLTGU Riau, daya mampu sistem kelistrikan Sumatera akan meningkat menjadi 7.266 MW dengan beban puncak mencapai 6.823 MW, sehingga cadangan sistem kelistrikan Sumatera menjadi 443 MW.
Baca Juga:
Balai Kemenperin dan Pemda Fasilitasi Pemberian Sertifikat TKDN-IK
PLTGU Riau sendiri dikembangkan oleh PT Medco Ratch Power Riau, anak usaha patungan antara PT Medco Power Indonesia bersama RATCH Group Public Company Limited, perusahaan kelistrikan asal Thailand.
Arifin pun berharap adanya pembangkit listrik baru ini disertai dengan terciptanya konsumen-konsumen baru, sehingga pemanfaatan listrik bisa menjadi optimal.
"Harus diupayakan, harus bisa menciptakan demand-demand baru agar kita bisa memenuhi kapasitas nasional seoptimum mungkin, sehingga utilisasinya bisa maksimum," tegasnya.
Baca Juga:
Pertamina Gunakan Tingkat Komponen Dalam Negeri Hingga Rp 374 Triliun Selama 2023
Selain itu, Arifin juga menekankan pentingnya harga energi yang terjangkau, selain untuk kepentingan masyarakat, juga untuk kepentingan industri.
"Dengan harga energi listrik yang kompetitif akan memberikan dorongan investasi masuk ke dalam negeri, ini yang penting. Untuk itu, jangan lupakan untuk selalu meningkatkan efisiensi dalam pengoperasian pembangkit " ucapnya.
Kapasitas listrik yang dihasilkan oleh PLTGU Riau ini dapat melistriki sekitar 360 ribu pelanggan rumah tangga dengan daya 900 Volt Ampere (VA). Tak hanya perkuat pasokan listrik, pembangunan PLTGU ini juga disebut lebih ramah lingkungan karena menghasilkan emisi yang lebih kecil.