Selain itu menurut Kasdi, penerapan teknologi juga berimbas pada pengembangan literasi dan keterampilan digital yang lebih inklusif dan produktif.
“Sektor- sektor yang berkontribusi sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru juga mempercepat pemulihan ekonomi,” ujar dia.
Baca Juga:
PKKMB Faperta UNJA 2025 Resmi Ditutup, Bupati Muaro Jambi Ajak Mahasiswa Baru Jadi Generasi Tangguh
Menurut Kasdi, pertanian digital memungkinkan adanya peningkatan produktivitas dan efisiensi produksi baik dari segi rantai pasok maupun perizinan dalam meningkatkan peluang pasar.
“Yang pasti, partisipasi pelaku dalam rantai pasokan pertanian, termasuk perempuan dan pemuda di daerah wajib dilakukan.”
Untuk memenuhi keseimbangan yang tepat antara pertumbuhan ekonomi, pengurangan kemiskinan, dan kelestarian lingkungan, Kasdi menyebutkan bahwa ketersediaan sumber daya permodalan perlu dikelola secara baik.
Baca Juga:
Tekan Kemiskinan, Kementan Ungkap Peluang Nias Barat Cetak Sawah untuk Swasembada Pangan
"Ketersediaan pembiayaan untuk mendukung pembangunan perdesaan sangat diakui sebagai syarat utama untuk mendorong pembangunan pertanian di perdesaan," ujarnya.
Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Bappenas selaku Chair Development Working Group (DWG), Scenaider CH. Siahaan, mengungkapkan, ada dua hambatan paling menantang yang dihadapi oleh petani skala kecil, khususnya di pedesaan seperti pentingnya percepatan transformasi digital dan peningkatan investasi katalis, khususnya pembiayaan pedesaan.
“Tinggal di era ini, potensi teknologi digital tidak bisa lagi diabaikan.”