WahanaNews.co, Jakarta - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) bersama
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan bersinergi dalam mendorong kinerja transaksi perdagangan ekspor komoditas.
Salah satu upaya bersama yang
dilakukan adalah dengan mempertemukan pengelola gudang SRG dengan pembeli potensial dari
luar negeri yang dilaksanakan di Jakarta, Selasa (23/7).
Baca Juga:
Dukung Program Prioritas, Bappebti Tingkatkan Peran SRG untuk Perkuat Pasar Dalam dan Luar Negeri
“Pelaksanaan SRG tidak hanya untuk orientasi pasar dalam negeri, namun juga bermanfaat untuk menembus pasar luar negeri. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami mempertemukan para pengelola gudang SRG dengan para pelaku usaha dari luar negeri dalam kegiatan penjajakan bisnis (business matching).
Kemitraan petani dengan pengelola gudang akan membantu hasil budi
daya petani untuk memenuhi permintaan pasar, termasuk ekspor,” jelas Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas, Heryono Hadi Prasetyo.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011, SRG merupakan salah satu instrumen perdagangan yang bertujuan mendukung terwujudnya kelancaran produksi dan distribusi serta memberikan kesempatan bagi penyimpan/pemilik barang untuk memperoleh alternatif permodalan dari lembaga pembiayaan bank maupun nonbank.
Baca Juga:
Patuhi Aturan, 22 Calon Pedagang Fisik Aset Kripto Persiapkan Diri Menjadi Pedagang Fisik Aset Kripto
Saat ini, nilai resi gudang yang diterbitkan pada Januari—Juli 2024 tercatat sebesar Rp1,76 triliun dengan nilai pembiayaan sebesar Rp985,7 milar. Dalam mendorong optimalisasi SRG, menurut Heryono, pengelolaan gudang SRG harus profesional.
Gudang SRG yang dikelola secara profesional akan berdampak positif bagi rantai pasok komoditas ke luar negeri. Komoditas yang saat ini diekspor melalui gudang SRG di antaranya rumput laut, ikan, teh, lada, kopi, dan timah. Ekspor yang telah berjalan terbukti memberikan
keuntungan untuk petani dan pelaku usaha, pengelola gudang SRG, dan perbankan.
Berdasarkan data transaksi, saat ini terdapat dua puluh gudang SRG yang berorientasi pasar luar negeri, antara lain di Makassar, Sidoarjo, Bangka, Takalar, Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Subang. Heryono berharap, ke depannya akan aktif gudang SRG ekspor di wilayah lain.
“Bappebti, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota harus menguatkan kolaborasi untuk membantu petani dan pelaku usaha dalam optimalisasi SRG di daerah,” ujar Heryono.
Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor, Arief Wibisono berharap, kegiatan penjajakan bisnis ini dapat membuka peluang kerja sama inovatif dan saling menguntungkan.
“Pemerintah senantiasa memfasilitasi pelaku usaha dalam upaya peningkatan ekspor, salah satunya melalui kegiatan penjajakan bisnis. Kegiatan ini diharapkan dapat terus berlanjut hingga realisasi ekspor,” tegas Arief.
Ketua Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah Subang, Miftahudin Shaf, selaku pengelola gudang SRG menyampaikan, melalui kegiatan ini pihaknya memperoleh kesepakatan kontrak pengiriman untuk 132 ton greenbean robusta dari gudang SRG Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah ke Dubai.
“SRG bermanfaat membuka akses pembiayaan untuk membantu pemenuhan stok dan arus kas selama menunggu waktu pengiriman,” pungkasnya.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]