WahanaNews.co | Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) menyebut, salah satu upaya yang cukup mudah dilakukan untuk mencapai pertumbuhan 5 persen guna mendorong kinerja manufaktur yakni dengan menjaga pasar domestik.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta, mengatakan, pertumbuhan 5 persen tersebut bahkan bisa dicapai tanpa kinerja ekspor yang sekarang juga penuh dengan tantangan.
Baca Juga:
Kemenperin Dorong Penyerapan Batik IKM Jadi Seragam Jemaah Haji
Sayangnya, kebijakan-kebijakan untuk menjaga pasar domestik yang sudah direncanakan hingga kini belum juga dirilis.
"Seperti safeguard garmen yang sudah direkomendasi saja tidak kunjung keluar karena ada yang mengkhawatirkan inflasi. Padahal share konsumsi TPT ke PDB hanya 2 persen tidak akan signifikan ke inflasi malah ada sisi pertumbuhan dan pemerataan yang tidak pernah dihitung," katanya kepada wartawan, Minggu (29/8/2021).
Redma menyebut, jika inflasi naik 5 persen sedangkan pertumbuhan per sektor juga 5 persen, level tersebut dipastikan masih baik.
Baca Juga:
Pacu Kesiapan IKM Terapkan Teknologi Digital, Kemenperin Gelar Workshop INDI 4.0
Pasalnya, di dalam pertumbuhan selalu ada pemerataan dan efek kegiatan ekonomi lain, apalagi garmen yang 80 persen diisi oleh IKM.
Menurut Redma, dengan kebijakan gas murah yang diterima industri hulu akan berdampak pada depan daya saing TPT yang lebih baik.
Redma menyebut, dengan harga gas US$ 6 per mmbtu, maka biaya produksi bisa dikurangi hingga di atas 5 persen jika sudah berjalan maksimal ke depan.