Dalam 20 tahun ke depan, Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6%-8% guna keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle-income trap).
Oleh karena itu, proses aksesi OECD menjadi bagian dari strategi jangka panjang dan telah dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
Baca Juga:
Arnod Sihite Mendukung Indonesia Bergabung dengan OECD, Perkuat Industri Semikonduktor
Pemerintah menargetkan penyelesaian aksesi OECD dalam tiga hingga empat tahun ke depan.
Sebagai langkah awal, Indonesia berencana menyampaikan draf Initial Memorandum sebelum Juni 2025, yang akan menjadi pijakan dalam Peta Jalan Aksesi pada Pertemuan Dewan OECD Tingkat Menteri di bulan yang sama.
Untuk mendukung proses ini, Sekretariat Tim Nasional OECD telah mengidentifikasi berbagai kebutuhan, termasuk penguatan kapasitas, implementasi kebijakan yang menyeluruh, serta peningkatan kemitraan dengan para pemangku kepentingan.
Baca Juga:
Indonesia Meningkatkan Kerja Sama Ekonomi Industri dengan Jepang
Dalam pertemuan ini, Airlangga juga membuka peluang kerja sama dengan negara-negara OECD dalam mendukung aksesi Indonesia.
Beberapa bentuk dukungan yang diperlukan mencakup penyelenggaraan seminar dan workshop, pendampingan teknis, penyediaan tim ahli di kementerian/lembaga terkait, serta penempatan perwakilan Indonesia di Sekretariat OECD.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.