Lembaga internasional itu menerangkan naiknya Indeks Harga Pangan didorong oleh kenaikan 12 persen bulan ke bulan dalam harga minyak nabati. Sebagian peningkatan didorong oleh kenaikan harga minyak mentah global. Harga minyak nabati dapat dipengaruhi oleh minyak mentah karena digunakan dalam produksi biofuel.
"Harga minyak bunga matahari internasional bangkit lebih dari 15 persen bulan ke bulan, terutama didukung oleh ketidakpastian baru seputar pasokan ekspor dari wilayah Laut Hitam," kata FAO dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Menurut PBB, Ukraina sejauh ini merupakan pengekspor minyak bunga matahari terbesar, menyumbang 46 persen dari ekspor dunia.
Kekhawatiran atas penurunan produksi minyak sawit di Asia Tenggara, dan kedelai dan minyak rapeseed di Amerika Utara, juga telah meningkatkan harga.
Sementara itu, indeks harga gandum global FAO - yang dimasukkan ke dalam Indeks Harga Pangan yang lebih luas - melonjak 1,6 persen pada Juli dari bulan sebelumnya, kenaikan bulanan pertama dalam sembilan bulan.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Serangan Rusia terhadap infrastruktur pelabuhan Ukraina sejak runtuhnya kesepakatan biji-bijian juga telah menaikkan harga dalam beberapa pekan terakhir. Kedua negara memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pasokan global.
Inisiatif Laut Hitam sangat penting dalam menstabilkan pasar pangan global sejak perang dimulai pada Februari tahun lalu, terutama untuk negara-negara miskin yang sangat bergantung pada pasokan biji-bijian dari wilayah tersebut.