WahanaNews.co, San Francisco -Menjadi makmur dan sejahtera bersama merupakan tujuan dari beragam kolaborasi negara-negara di dunia, termasuk dalam Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) yang dihadiri oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, Senin (13/11).
Pertemuan para Menteri Keuangan (Finance Ministers Meeting) yang dihelat di San Francisco kali ini membahas mengenai status quo perekonomian dunia dan kerja sama global.
Baca Juga:
Menkeu: Kemenkeu Dukung dan Berikan Bantuan Maksimal Kepada Seluruh K/L pada KMP
“Tujuan dari APEC yaitu untuk menciptakan sebuah kerjasama untuk bisa menciptakan kemakmuran bersama,” ungkap Menkeu dikutip dari akun instagram resminya @smindrawati.
Dalam pertemuan para Menteri Keuangan, dibahas mengenai beberapa hal. Sesi pertama pada finance ministers meeting (FMM) dibuka dengan topik yang sangat relevan bagi para anggota APEC, yaitu mengenai situasi perekonomian global, termasuk bagaimana kondisi perekonomian Amerika Serikat dan RRT berdampak bagi dunia.
Diketahui, Amerika Serikat sedang mengalami tekanan inflasi yang menyebabkan melonjaknya suku bunga. Sementara RRT mengalami pelemahan perekonomian domestik, salah satunya dari sektor properti.
Baca Juga:
Sri Mulyani Minta Pemangkasan 50% Anggaran Perjalanan Dinas, Ini Instruksinya
“Kita membahas bagaimana kemudian ekonomi ini perlu untuk merespon dengan kebijakan fiskal yang tentu tantangannya tidak mudah,” ujar Menkeu.
Dikatakan Menkeu, Indonesia sendiri hadir untuk membagikan pengalaman serta pelajaran dari pemulihan ekonomi pasca pandemi. Termasuk bagaimana menjaga perekonomian di tengah guncangan-guncangan ekonomi yang telah dilewati, mulai dari bahan bakar hingga pangan dengan menggunakan instrumen APBN.
Pada sesi kedua, para Menkeu membicarakan mengenai modern supply side economy. Menurut Menkeu, topik ini relatif baru namun menjadi penting dalam suasana politik dan fragmentasi kerja sama global.
“Indonesia menyampaikan bahwa untuk bisa meningkatkan perekonomian secara jangka panjang dan sustainable, produktivitas menjadi penting,” ungkap Menkeu.
Isu perubahan iklim menjadi topik diskusi pada sesi ketiga. Perubahan iklim menjadi tantangan yang harus diatasi, termasuk aspek keuangan dalam pembiayaan transisi energi dari suatu negara.
“Indonesia termasuk salah satu negara yang betul-betul cukup detail karena kita memiliki komitmen untuk melakukan transisi energi menuju ekonomi hijau. Namun, aspek keuangannya sangat-sangat menentukan dan masih perlu banyak yang harus dipecahkan,” jeals Menkeu.
Pada sesi penutup, pertemuan para Menteri Keuangan APEC ini membahas mengenai ekonomi digital. Mulai mata uang kripto hingga aset digital lainnya. Para Menteri Keuangan sepakat, dengan pesatnya kemajuan teknologi kini, tema ini kedepannya akan semakin penting dan relevan bagi perekonomian seluruh dunia.
”Senang bisa berbagi dan berdiskusi mengenai isu-isu keuangan dunia dengan para kolega Menteri Keuangan pada APEC kali ini. Semoga seluruh upaya dan ikhtiar kita untuk mencapai kemakmuran serta kesejahteraan bersama senantiasa mendapat rida-Nya,” pungkas Menkeu. Demikian dilansir dari laman kemenkeugoid, Kamis (16/11).
[Redaktur: JP Sianturi]