WahanaNews.co | Harga Gandum masih naik di tengah penurunan harga pangan global. Kenaikan harga gandum disebabkan perang Rusia dan Ukraina serta larangan ekspor gandum yang diterapkan India.
Seperti dilansir dari AFP, Jumat (3/6), harga gandum naik 5,6 persen pada Mei 2022 dibanding bulan sebelumnya.
Baca Juga:
Mendagri Apresiasi Perjuangan Mentan Amran Tambah Alokasi Pupuk
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mengatakan harga gandum naik sebagai tanggapan atas larangan ekspor yang diumumkan oleh India dan kekhawatiran atas kondisi tanaman di beberapa negara pengekspor terkemuka serta penurunan prospek produksi di Ukraina karena perang.
Sebelumnya, harga gandum meroket ke rekor tertingginya pada Senin (16/5).
Hal tersebut terjadi setelah India memutuskan untuk melarang ekspor komoditas tersebut usai gelombang panas menghantam produksi. Harga melonjak menjadi 435 Euro per ton saat pasar di Eropa dibuka.
Baca Juga:
Masuk Daftar 500 Perusahaan Terbaik, Pupuk Indonesia Berjaya di Kancah ASEAN
Dalam hal ini, harga gandum secara global telah melonjak di tengah kekhawatiran pasokan sejak invasi Rusia ke pembangkit tenaga pertanian Ukraina pada Februari lalu.
Sebagai informasi, pembangkit tenaga pertanian itu menyumbang 12 persen dari ekspor gandum global.
Kemudian, lonjakan harga semakin diperburuk lantaran kekurangan pupuk sehingga panen menjadi buruk.
Hal itu memicu inflasi secara global dan menimbulkan kekhawatiran kelaparan dan kerusuhan sosial di negara-negara berpendapatan rendah.
Adapun harga pangan dunia mulai menurun untuk bulan kedua berturut-turut pada Mei 2022.
Indeks harga pangan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB turun 0,6 persen pada Mei dari April karena harga produk susu dan minyak nabati turun.
Namun, harga masih lebih tinggi 56,2 persen dibanding tahun lalu.
Invasi Rusia ke Ukraina membuat harga pangan mencapai rekor tertinggi pada Maret 2022.
Kondisi ini disebabkan karena kedua negara tersebut merupakan pengekspor utama hasil pertanian.[rin]