WahanaNews.co, Washington DC -
Atase Perdagangan Washington DC, Ranitya Kusumadewi menghadiri kegiatan dengar pendapat umum (public hearing) terkait investigasi daya saing ekspor pakaian jadi (apparel) dari sejumlah negara pemasok utama Amerika Serikat (AS).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh United States International Trade Commission (USITC) ini dilaksanakan secara hibrida pada Senin (11/3).
Baca Juga:
Kunjungi Bandara Soetta, Mendag Tinjau Implementasi Perubahan Permendag Impor
"Keikutsertaan Indonesia dalam kegiatan ini perlu dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi terkait industri pakaian jadi Indonesia. Sehingga, dapat menjadi peluang untuk mendorong AS untuk meningkatkan sourcing produk pakaian jadi dari Indonesia,” ujar Ranitya.
Ranitya menjelaskan, investigasi dilakukan USITC berdasarkan permintaan US Trade Representative (USTR) yang dilakukan pada lima negara, yaitu Indonesia, Bangladesh, Kamboja, India, dan Pakistan.
Dalam investigasi, USITC meminta negara-negara menyampaikan berbagai informasi berupa perkembangan perdagangan pakaian jadi ke AS, profil industri masing-masing negara, pola pangsa pasar dan perdagangan, serta informasi terkait lainnya.
Baca Juga:
Wamendag Undang Inggris Jajaki Peluang Kerja Sama di KEK Indonesia
“Nantinya, penyampaian laporan
investigasi ini akan disampaikan USITC ke USTR pada 30 Agustus 2024,” jelas Ranitya.
Dalam kegiatan dengar pendapat ini, Indonesia menyampaikan beberapa poin penting. Di antaranya, industri pakaian jadi Indonesia memegang peran penting sebagai pemasok global mengingat 70 persen produksi Indonesia diekspor, industri pakaian jadi Indonesia menawarkan kesempatan bisnis yang baik mengingat Indonesia terus mengembangkan industri berdasarkan inovasi dan teknologi, adanya perkembangan infrastruktur pendukung dan tersedianya tenaga
kerja Indonesia berkualitas, serta upaya penerapan praktik bisnis yang baik dan berkelanjutan.
Selain itu, sektor pakaian jadi telah dijadikan salah satu sektor prioritas dalam peta jalan 'Making Indonesia 4.0'.