Sementara, kenaikan harga bawang putih dipicu masih tingginya harga bawang putih di Tiongkok, sebagai salah satu negara asal impor, meskipun saat ini sudah berangsur menurun.
Di sisi lain, komponen inflasi harga diatur pemerintah (administered prices/AP) mengalami deflasi sebesar 0,02% (mtm), terutama didorong penurunan harga sejumlah jenis bensin, seiring harga minyak global yang melandai di Juni. Tetapi, deflasi AP masih tertahan peningkatan tarif angkutan udara karena tingginya permintaan selama libur panjang Iduladha 2023.
Baca Juga:
Pelindungan Konsumen Sistem Pembayaran
Selain itu, hari ini Standard & Poor’s (S&P) juga merilis data perkembangan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia periode Juni 2023. Data tersebut menyebutkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada pada level ekspansif sebesar 52,5, naik dari posisi bulan lalu yang sebesar 50,3, dan ini adalah level tertinggi dalam 1,5 tahun terakhir.
Kinerja PMI Indonesia lebih baik dari Malaysia (47,7) dan Vietnam (46,2) yang mengalami kontraksi. Sementara itu, indeks PMI Manufaktur Thailand (53,2), Singapura (52,7), dan Filipina (50,9) mencatatkan ekspansi.
Di tengah ketatnya persaingan global, lanjut Menko Airlangga, Pemerintah Indonesia akan terus mendorong daya saing ekonomi, terutama pada saat kondisi PMI Indonesia terus mencatatkan ekspansi.
Baca Juga:
Menuju Satu Dekade Memberi Manfaat, Pemerintah Terus Dorong KUR untuk Usaha Produktif
“Celah-celah permintaan global pun harus kita isi dan terus meningkatkan peran kita di Global Value Chain (GVC),” imbuh Menko Airlangga.
Kuatnya permintaan domestik cukup untuk mengangkat aktivitas manufaktur nasional. Perusahaan manufaktur juga terus melakukan perekrutan tenaga kerja baru dengan jumlah kenaikan menembus angka tertinggi dalam sembilan bulan terakhir.
Secara umum, ekspektasi perusahaan manufaktur ke depan bertahan di level positif. Kenaikan penjualan yang didorong oleh permintaan dalam negeri menjadi sentimen utama atas prospek positif ekonomi ke depan.