WahanaNews.co, Jakarta - Mata uang RI sempat mengalami penurunan nilai pada pekan lalu.
Rupiah diperdagangkan dengan kisaran nilai tertinggi Rp 15.600 dan nilai terendah Rp 15.845 per dolar AS sepanjang pekan tersebut, hingga akhir perdagangan pekan lalu.
Baca Juga:
3 Faktor Ini Bikin Rupiah Loyo ke Level Rp15.500, Dolar AS Terus Menguat
Ternyata, penurunan nilai rupiah ini lebih dipengaruhi oleh sentimen yang berasal dari dalam negeri.
Fakhrul Fulvian, Chief Economist Trimegah Sekuritas, menegaskan bahwa sentimen dari dalam negeri terkait gejolak politik dan isu mundurnya 15 menteri menjadi faktor utama penyebab penurunan nilai Rupiah.
Selain itu, melemahnya harapan terhadap percepatan pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed juga ikut mendorong para pelaku pasar untuk mengambil sikap wait and see.
Baca Juga:
Dolar AS Terus Menguat, Rupiah Tertekan ke Level Rp15.500
Para pelaku pasar saat ini tengah mencari arah dan kepastian dalam kebijakan sektor keuangan, sehingga isu terkait mundurnya Menteri Keuangan membuat para investor cenderung menahan diri terlebih dahulu.
"Seminggu terakhir sentimennya berubah, ada cerita gonjang-ganjing politik yang terjadi di dalam neger dan di satu hal lagi, kita harus aware bahwa The Fed tidak akan secepat itu menurunkan suku bunga, jadinya seminggu terakhir wajar ada koreksi di pasar," ungkap Fakhrul, melansir CNBC Indonesia TV.
Menurutnya, pengaruh pelemahan rupiah saat ini, 60% dipengaruhi oleh isu internal dan sisanya 40% eksternal.