WahanaNews.co | Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) berharap agar Konferensi Tingkat Tinggi Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) yang bakal digelar di Nusa Tenggara Timur (NTT) membahas masalah pangan berefek positif terhadap pengembangan sektor pertanian daerah.
"Sulteng salah satu daerah penyangga pangan nasional. Tahun 2022 daerah ini berada di urutan sembilan nasional surplus beras sebanyak 0,08 juta ton," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng Nelson Metubun, melansir Antara, Jumat (5/5/2023).
Baca Juga:
Menperin Dukung Upaya Menteri Pertanian untuk Serap Susu Dalam Negeri
Ia menjelaskan, Sulteng memiliki luas lahan sekitar 140.100 sawah dan 23,27 persen atau 32.600 hektare, di antaranya berada di Parigi Moutong, dan hingga kini lahan-lahan pertanian tersebut masih sangat produktif.
Oleh karena itu, menurutnya, KTT ASEAN sangat strategis membahas isu-isu strategis, tidak terkecuali masalah pangan, karena menyangkut kebutuhan orang banyak.
"Kami berharap pada KTT nanti isu pangan dan pertanian dapat menjadi pembicaraan serius oleh masing-masing perwakilan negara supaya ada pembanding untuk peningkatan sektor pertanian dalam negeri ke depan," ujarnya pula.
Baca Juga:
Prabowo Tinjau Langsung Panen Padi di Merauke
Dia mengaku, saat ini pertanian terus melakukan transformasi dari segi metode pengolahan lahan hingga pada teknologi alat dan mesin pertanian (alsintan) sebagai upaya pemerintah mendorong peningkatan produksi.
Kementerian Pertanian saat ini telah melakukan berbagai terobosan program percepatan peningkatan produksi dan pemberdayaan petani, seperti program Indeks Pertanaman 400 (IP400) yang kini telah diterapkan oleh petani di Sulteng.
Pada program ini, Pemprov Sulteng mengembangkan IP400 di Kabupaten Sigi, Parigi Moutong, Poso, Donggala, dan Banggai dengan luas lahan sekitar 10 ribu hektare. Daerah-daerah yang menjadi sasaran program ini merupakan sentra produksi padi.