Saking tingginya permintaan, Sampoerna sampai menarik ribuan pegawai untuk melinting rokok. Puncak kejayaan Sampoerna baru terjadi di tahun 1940 ketika saat itu sukses memproduksi 3 juta batang rokok per minggu. Kini, Sampoerna masih eksis sebagai salah satu produsen rokok di Indonesia.
9. Kapal Api (1927)
Baca Juga:
Percepat Target Transisi Energi, PLN Siap Kembangkan Sejumlah Skenario Agresif
Sejarah kopi bubuk sachet di Indonesia tak terlepas dari keberadaan perusahaan Kapal Api. Kapal Api yang dulu bernama HAP Hootjan merupakan perusahaan yang berdiri pada 1917 oleh perantau asal China, Go Soe Loet.
Awalnya Go tak berniat menjual kopi dalam kemasan sachet. Namun, persaingan ketat membuatnya berinovasi: mengemas kopi dalam bentuk kemasan. Tak disangka, inovasi berjalan baik.
Kopi Kapal Api jadi raja kopi di Indonesia. Perusahaan berhasil menjual Kapal Api ke beberapa kota di luar Jawa seperti Palembang, Makassar, Medan dan Pontianak. Bahkan, pada 1985, kopi Kapal Api diekspor ke Timur Tengah, Taiwan, Hongkong, dan Malaysia.
Baca Juga:
Percepat Target Transisi Energi, PLN Siap Kembangkan Sejumlah Skenario Agresif
10. Multi Bintang Indonesia (1931)
Sudah sejak lama minuman beralkohol dikonsumsi oleh segelintir orang di Indonesia. Namun, sejak 1931 berdiri pabrik minuman alkohol pertama di Indonesia, yakni NV Nederlandsch-Indische Bierbrouwerijen.
Didirikan di Surabaya, perusahaan ini kemudian dikenal karena produk andalannya, Bir Bintang, telah jadi simbol minuman alkohol di Indonesia. Seiring waktu, Multi Bintang telah melalui banyak perubahan, termasuk rebranding dan pengenalan varian non-alkohol untuk menyesuaikan dengan preferensi konsumen yang berubah.