Kehadiran Unilever tak hanya menggerakkan ekonomi domestik tetapi juga merevolusi peradaban dan gaya hidup masyarakat Indonesia. Tak hanya lewat inovasi produk, Unilever juga menjadi garda terdepan dalam cara pandang hingga cara hidup masyarakat Indonesia.
Bahkan, produk-produk Unilever menjadi kata ganti untuk beberapa fungsi. Misalkan, orang sering menyebut Sunlight untuk semua produk sabun cuci piring. Menyebut Rinso saat memberi sabun cuci baju atau Lifebuoy untuk sabun mandi batangan. Padahal, Sunlight, Lifebuoy, dan Rinso hanyalah nama brand Unilever.
Baca Juga:
Perang Dagang AS-China Berlanjut, Indonesia Diuntungkan oleh Relokasi Bisnis
Diperkirakan setiap rumah tangga memiliki setidaknya dua produk Unilever.
Produk Unilever menemani kehidupan masyarakat Indonesia mulai dari produk makanan (Bango, Royco, Knorr, Walls, Buavita, Sari Wangi) hingga produk kebersihan, serta produk-produk rumah tangga (Clear, Sunsilk, Lifebouy, Molto, Wipol, Axe, SuperPell, serta tentu saja Dove dan Axe).
Dengan begitu besarnya peran produk Unilever di masyarakat, tak heran jika penulis Geoffrey Jones dalam Renewing Unilever: Transformation and Tradition (2005) mengatakan, sulit membayangkan kehidupan dunia tanpa produk Unilever.
Baca Juga:
Indonesia Salip Israel dalam Peringkat Militer Dunia, Begini Perbandingannya
Selama lebih dari 90 tahun berdiri di Indonesia, puluhan inovasi serta terobosan kerap dikeluarkan untuk terus relevan dan bisa memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berkembang. Unilever juga kerap menjadi trendsetter, misalnya menjadi salah satu perusahaan yang memperkenalkan kebiasaan baru dari menggunakan sabun batang ke sabun cair hingga memperkenalkan penggunaan deodorant.
Keseriusannya nya untuk memberikan rasa aman bagi Konsumen muslim juga ditunjukkan melalui sertifikasi Halal. Tidak hanya produk-produknya saja yang Halal tetapi juga pabriknya.
Tercatat bahwa Unilever adalah salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) pertama yang pabriknya mendapatkan sertifikasi halal pada 1994.
Unilever juga merevolusi prinsip tata kelola perusahaan dengan memberdayakan pemasok barang, menerapkan kebijakan cuti melahirkan selama empat bulan dan cuti ayah selama tiga minggu sejak lama.