"Jika diolah dengan sel baterai nilainya bisa meningkat sampai 6-7 kali lipat, dan jika diolah jadi mobil listrik maka nilai tambahnya akan meningkat 11 kali lipat," ungkap Presiden Jokowi.
Artinya, pengembangan industri baterai juga akan meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai negara tujuan investasi dari industri turunan yang menggunakan baterai seperti investasi motor listrik, bus listrik, dan mobil listrik.
Baca Juga:
Kementerian Investasi Revisi Aturan OSS, Targetkan Rp 1.900 Triliun Investasi Tahun Ini
"Pemerintah Indonesia berkomitmen penuh untuk memberikan dukungan dan memberikan pengembangan ekosistem industri baterai dan kendaraan listrik," ungkap Presiden Jokowi.
Pemerintah, menurut Presiden Jokowi, juga akan terus menggulirkan reformasi sruktural untuk memberikan kepastian hukum dan kemudahan perizinan kepada pelaku usaha dan investor untuk mengembangkan usahanya di Indonesia.
"Pemerintah juga terbuka atas berbagai inisiatif kerja sama dengan negara-negara sahabat. Saya berharap kolaborasi antara perusahaan Indonesia dan Korea Selatan ini bisa diperkuat, termasuk realisasi kerja sama investasi dalam realisasi industri baterai dan kendaraan listrik ini," ujar Presiden Jokowi.
Baca Juga:
Terus Dukung Hilirisasi Industri, PLN Operasikan Transmisi Baru 150 kV untuk Smelter Ceria Group di Kolaka
Pembangunan pabrik baterai listrik tersebut adalah untuk mendukung pasokan baterai kendaraan listrik berbasis baterai (BEV).
Pabrik sel baterai mobil listrik di Karawang milik perusahaan Korsel tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 330.000 meter persegi.
Ketika beroperasi penuh, fasilitas ini diharapkan menghasilkan total 10 GWh sel baterai litium-ion NCMA setiap tahun, cukup untuk lebih dari 150.000 BEV.