Arsjad berharap, kerja sama kedua Kadin yang berlaku selama 3 tahun ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kedua negara. Indonesia dan UEA, kata Arsjad, merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan dinamis.
Kedua negara memiliki potensi jumlah penduduk muda produktif yang memiliki peran signifikan dalam mengubah kondisi geopolitik dan geoekonomi di masing-masing kawasannya.
Baca Juga:
Uni Emirat Arab Keluar dari 'Daftar Abu-abu' FATF Setelah Reformasi Sukses
"Indonesia memiliki potensi besar untuk pertumbuhan ekonominya. Kami punya penduduk usia produktif yang sangat besar, SDM yang ulet dan punya kualitas, SDA yang sangat kaya, baik itu di darat maupun laut. Jadi, berinvestasi jangka panjang di Indonesia sangat menjanjikan," jelas Arsjad.
Sementara itu, Ketua Kadin UEA, Abdulla M. Ali Ghanem Almazrui mengatakan, kerja sama antara UEA dan Indonesia akan saling memperkuat perekonomian kedua negara. Sebab, Indonesia merupakan mitra dagang yang penting bagi UEA.
"Kami harapkan, nota kesepahaman yang ditekan antara Kadin Indonesia dan Federasi Kadin UEA akan menciptakan peluang baru bagi pengusaha kedua negara. Pengusaha dari UEA sangat tertarik berinvestasi di Indonesia sebagai bagian untuk mempercepat pemulihan ekonomi di masa pandemi," ungkapnya.
Baca Juga:
Laporan PBB Mengungkap Pembantaian Etnis di Sudan 10 sampai 15 Ribu Orang Tewas
Sebagai informasi ini, saat ini UEA merupakan salah satu pasar ekspor nontradisional yang menjadi hub perdagangan internasional ke tujuan pasar Timur Tengah, Afrika, dan Eropa. Total perdagangan Indonesia-UEA pada periode Januari-Juni 2021 mencapai USD 1,86 miliar.
Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke UEA tercatat sebesar USD 0,85 miliar. Komoditas ekspor utama Indonesia ke UEA di antaranya minyak sawit, perhiasan, tabung dan pipa besi, mobil dan kendaraan bermotor, serta kain tenun sintetis. [rin]