WahanaNews.co | Pemasaran BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Biosolar saat ini dinilai belum tepat sasaran.
Pemilik kendaraan yang seharusnya mengkonsumsi BBM nonsubsidi sekelas Pertamax ke atas justru malah menggunakan Pertalite. Dalam catatan Pertamina, BBM subsidi justru digunakan oleh orang kaya.
Baca Juga:
Anggota Komisi VII DPR Dukung Pertamina Perluas Pendaftaran QR Code untuk Pertalite
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan hal itu tentu berpengaruh terhadap kuota BBM subsidi yang sudah ditetapkan. Maka dari itu, penggunaan BBM subsidi perlu dibatasi agar tidak lagi melebihi kuota.
"60% masyarakat mampu atau yang masuk dalam golongan terkaya ini mengkonsumsi hampir 80% dari total konsumsi BBM bersubsidi. Sedangkan 40% masyarakat rentan dan miskin hanya mengkonsumsi 20% dari total subsidi energi tersebut. Jadi diperlukan suatu mekanisme baru, bagaimana subsidi energi ini benar-benar diterima dan dinikmati yang berhak," jelas Irto dalam keterangan resminya.
Sejatinya, tidak semua kendaraan memang cocok menggunakan BBM jenis Pertalite maupun solar subsidi. Pemilik kendaraan sebaiknya harus mengetahui spesifikasi mobil dan menyesuaikan BBM dengan rekomendasi pabrikan.
Baca Juga:
Ternyata Harga Asli BBM Pertalite Bukan Rp10.000 per Liter
Pertalite ini cocok digunakan untuk kendaraan dengan rasio kompresi mesin 9:1 sampai 10:1. Kalau rasio kompresi mesin lebih besar, maka butuh BBM dengan oktan lebih tinggi.
Mobil dengan rasio kompresi mesin 9:1 sampai 10:1 kebanyakan ditemui pada lansiran 2014. Sedangkan untuk tahun 2014, umumnya memiliki rasio kompresi mesin 11:1.
Untuk itu, Pertamina kini bakal menyaring pengguna Pertalite dan solar subsidi agar lebih tepat sasaran. Caranya, para pemilik kendaraan yang menggunakan BBM Pertalite diminta mendaftarkan diri ke laman subsiditepat.mypertamina.id.
Pemilik kendaraan kemudian akan mengisi data identitas dan juga kendaraan yang dimiliki. Setelah statusnya terdaftar, konsumen akan mendapatkan QR Code unik yang akan diterima melalui email atau notifikasi di situs subsidi.tepat.mypertamina.id.
QR Code tersebut bisa dicetak dan dibawa ke SPBU ketika kamu ingin mengisi BBM Pertalite. Kamu juga tidak perlu mengunduh aplikasi MyPertamina atau membawa handphone ke SPBU. Kebijakan ini khusus berlaku bagi pengendara mobil.
"Dimulai pada 1 Juli pendaftaran akan dibuka hingga 30 Juli 2022. Pada masa pendaftaran dan transisi ini, masyarakat masih tetap bisa membeli Pertalite dan Solar, namun kami tetap mendorong masyarakat agar mendaftarkan kendaraan dan identitasnya. Kami juga tegaskan kembali, tidak wajib memiliki aplikasi MyPertamina, namun wajib mendaftar di website subsiditepat.mypertamina.id, dan ini khusus untuk kendaraan roda empat," tambah Irto. [rin]