WahanaNews.co, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan, Kementerian Perdagangan mendorong upaya bersama dalam mendukung perdagangan yang seimbang dengan
kebutuhan adaptasi dan mitigasi iklim.
Peran perdagangan penting untuk memberikan akses terhadap tersedianya produk, bahan baku, dan teknologi, serta jasa yang diperlukan dalam mendukung perdagangan hijau dan berkelanjutan. Ia pun menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antarkementerian untuk membangun kebijakan di level nasional yang seirama dan kondusif.
Baca Juga:
Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kemendag: Pada 2025, Ekspor Perlu Tumbuh 7-10 Persen
Hal ini ia sampaikan saat membuka dialog kebijakan tingkat tinggi, yaitu High Level Policy Dialogue–Action on Climate & Trade (ACT), Senin, (4/11) di Jakarta.
Penyelenggaraan kegiatan ini adalah hasil kerja sama Kemendag, Bank Dunia, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dan Forum Ekonomi Dunia
(WEF). High Level Policy Dialogue ACT ini merupakan rangkaian kegiatan ACT Final Workshop yang berlangsung pada 4—8 November 2024.
“Untuk mendorong perdagangan yang seimbang dengan kebutuhan adaptasi dan mitigasi iklim, harus ada upaya bersama yang didukung kebijakan dari semua pihak. Kolaborasi dan sinergi
antarkementerian sangat penting untuk membangun suatu kebijakan yang seirama dan kondusif.” ungkap Mendag Budi.
Baca Juga:
Cumi Beku dan Produk Rumput Laut Indonesia Jadi Primadona di Pameran Boga Bahari Korea Selatan
Menurut Mendag Budi, High Level Policy Dialogue ini menjadi penting karena mendiskusikan prioritas masing-masing kementerian agar dapat sejalan dan mendukung visi Indonesia Emas 2045, terutama untuk mengatasi adaptasi dan mitigasi perdagangan terhadap perubahan iklim.
”Indonesia memiliki visi menuju Indonesia Emas 2045 sebagai negara maju dan berpendapatan tinggi
dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Untuk itu, dukungan dan ekspansi sektor perdagangan sangat penting dalam mencapai tujuan tersebut,” urai Mendag Budi.
Namun demikian, lanjut Budi, isu geopolitik, geoekonomi, dan perubahan iklim menjadi tantangan
tersendiri. “Kita harus mampu mengubah tantangan menjadi peluang yang dapat memberikan nilai tambah dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tandas Mendag Budi.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]