WahanaNews.co, Jakarta - Dalam upaya mencapai kemajuan ekonomi yang berkeadilan di Indonesia, perempuan memiliki peran yang sangat penting. Utamanya, bagi sebuah bangsa untuk memiliki fondasi ekonomi yang kuat dengan literasi keuangan sebagai pondasi utama dalam membangun kesejahteraan dan keadilan sosial.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam kegiatan Talkshow Edukasi Keuangan BUNDAKU (Ibu, Anak, dan Keluarga Cakap Keuangan), Selasa (25/6), di Jakarta.
Baca Juga:
Kinerja Pendapatan Negara Tahun 2024 Masih Terkendali, Menkeu: Ada Kenaikan Dibanding Tahun 2023
“Ibu Kartini tahun 1890, beliau sudah bicara tentang literasi. Beliau sangat yakin bahwa perempuan yang diberikan akses untuk menjadi literate berarti mampu untuk mengakses informasi melalui membaca, sekolah, berinteraksi, maka perempuan itu akan mampu mendidik anak-anaknya menjadi lebih baik dan menciptakan peradaban yang lebih baik,” ungkap Menkeu.
Mengenai pentingnya literasi keuangan, Menkeu menjelaskan bahwa pembangunan ekonomi sebuah bangsa akan dapat terwujud secara optimal dengan partisipasi aktif dari masyarakat yang memiliki pemahaman yang baik mengenai keuangan. Khususnya bagi perempuan agar mampu mencapai kemandirian finansial dan melindungi diri dari risiko ekonomi.
“Membangun ekonomi sebuah bangsa, maka modal pertama yang penting adalah manusianya atau human capital. Supaya human capital itu bisa mampu memberikan nilai tambah dan membangun peradaban, maka dia perlu diberikan ilmu pengetahuan - Jadi kalau kita bicara tentang literasi, kalau kita bicara Perempuan, luar biasa dampaknya kepada generasi-generasi yang akan datang,” ujarnya.
Baca Juga:
Hadiri Rakornas Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Tahun 2024, Menkeu: Awal Sinergi yang Baik
Untuk itu, Kementerian Keuangan sebagai pengelola keuangan negara mengambil langkah konkret dengan terus menggunakan instrumen keuangan negara untuk menciptakan literasi yang makin baik dan memberikan manfaat kepada perempuan di berbagai sektor.
“Ini yang disebut anggaran yang responsif gender. Di dalam kehidupan sehari-hari juga supaya perempuan itu diberikan sebuah pemihakan bukan untuk melebihi laki-laki, tapi di dalam sebuah masyarakat yang laki perempuannya itu setara,” jelas Menkeu.
Menjadi fokus utama dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di Indonesia, Menkeu berharap agar literasi keuangan dapat mencapai seluruh lapisan masyarakat Indonesia, dengan inklusi dan literasi keuangan mencapai 100 persen. Menkeu juga menghimbau agar para perempuan dapat turut berkontribusi aktif menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan pengalamannya untuk kemajuan perempuan.