WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu menyatakan sektor manufaktur Indonesia masih kompetitif dalam dinamika perdagangan global.
Hal itu tercermin dari PMI Manufaktur Indonesia yang tercatat pada level 52,4 pada Maret 2025, melanjutkan tren ekspansif sejak Desember 2024.
Baca Juga:
Joint Program Optimalisasi Penerimaan Negara Tahun 2025 Resmi Dimulai
“Aktivitas manufaktur yang terus ekspansif didorong pertumbuhan produksi yang berlanjut dalam beberapa bulan terakhir, baik akibat peningkatan permintaan domestik selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri maupun permintaan ekspor,” kata Febrio dikutip di Jakarta, Rabu (9/5/2025).
Selain itu, optimisme terhadap prospek ekonomi ke depan juga menjadi pendorong.
Beberapa negara mitra dagang utama Indonesia seperti China (51,2), India (58,1), dan Amerika Serikat (50,2) juga mencatat ekspansi manufaktur.
Baca Juga:
Menkeu dan Wamenkeu Hadiri Peringatan Nuzulul Quran 1446 H di Masjid Al Amin
Febrio optimistis kondisi tersebut memperkuat posisi Indonesia yang tetap stabil dan kompetitif di kawasan, di samping memperkuat permintaan ekspor dari negara-negara mitra utama tersebut.
“Kinerja ini memberikan sinyal positif bagi prospek sektor manufaktur nasional ke depan dalam menghadapi dinamika perdagangan global yang diwarnai perang tarif,” ujar Febrio.
Dari sisi konsumen, ketahanan ekonomi tercermin dari indikator konsumsi yang masih berada pada level optimis.
Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) pada Februari 2025 tercatat sebesar 126,4, menunjukkan peningkatan keyakinan masyarakat terhadap kondisi ekonomi baik saat ini maupun prospeknya ke depan.
Selain itu, Indeks Penjualan Ritel (IPR) juga mencatat pertumbuhan sebesar 0,5 persen (yoy), terutama didorong oleh lonjakan penjualan suku cadang dan aksesori otomotif, menjadi sinyal bagi daya beli masyarakat yang tetap terjaga.
“Perkembangan ini memperkuat harapan bahwa konsumsi domestik masih dapat menjadi kontributor bagi pertumbuhan ekonomi di triwulan I-2025,” tuturnya.
Pemerintah terus berkomitmen menjaga stabilitas harga dan mempertahankan kepercayaan konsumen melalui berbagai langkah kebijakan yang kredibel, agar konsumsi masyarakat terus konsisten menopang ekonomi.
[Redaktur: Alpredo Gultom]