WahanaNews.co, Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian senantiasa berkomitmen untuk terus mendorong sinergi lintas sektor guna memperkuat peran perempuan sebagai tulang punggung perekonomian nasional, sekaligus mewujudkan visi Indonesia sebagai pusat ekonomi yang inklusif.
Berdasarkan laporan Human Development Index, Indonesia masih menghadapi tantangan ketimpangan gender. Pengeluaran per kapita perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki, dengan gap yang terus meningkat.
Baca Juga:
Kemenko Perekonomian Paparkan Peran Penting Kerja Sama Internasional dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Selain itu, partisipasi angkatan kerja perempuan menurun menjadi 45% setelah menikah, mayoritas UMKM perempuan beroperasi di sektor informal, dan literasi digital perempuan lebih rendah meskipun literasi keuangan lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Sehubungan dengan hal tersebut, Biro Manajemen Kinerja dan Kerja Sama Kemenko Perekonomian menggelar Rapat Koordinasi pada Rabu (6/08) dalam rangka membahas program kerja di Kementerian/Lembaga (K/L) sebagai program kerja pendukung teknis pencapaian target indikator Pengeluaran per kapita Laki-laki dan Perempuan yang merupakan salah satu indikator RPJMN 2025-2029 yang diampu oleh Kemenko Perekonomian.
“Rapat Koordinasi ini diperlukan untuk mengidentifikasi dan menyinergikan berbagai program kerja lintas Kementerian/Lembaga guna meningkatkan peran perempuan dalam perekonomian”, tutur Plt Biro Manajemen Kinerja dan Kerja Sama Evita Manthovani.
Baca Juga:
Daftar Lengkap Barang dan Jasa yang Bebas PPN Tahun 2025
Dalam rapat tersebut, Kemenko Perekonomian bersama dengan perwakilan dari berbagai K/L, seperti Kementerian UMKM, Kementerian Komunikasi dan Digital, OJK, Bank Indonesia, dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, mengidentifikasi sejumlah program unggulan, diantaranya yaitu Literasi Digital dari Komdigi (Program Digital Talent Academy dan Pandu Literasi Digital menjangkau ribuan peserta, termasuk perempuan, untuk meningkatkan keterampilan digital), Literasi Keuangan dari OJK (Program "Gencarkan" menjangkau 187.140 perempuan melalui 1.535 kegiatan edukasi keuangan hingga Mei 2025), Pemberdayaan UMKM dari Kementerian UMKM (Program LAKSMI dan Entrepreneur Hub mendukung UMKM perempuan, meskipun belum sepenuhnya spesifik untuk perempuan), Care Economy dari KPPPA (Program Rumah Bersama Indonesia dan peta jalan ekonomi perawatan memperkuat partisipasi perempuan), Pariwisata Halal dari Kementerian Pariwisata (Pelatihan pemandu wisata dan digital marketing melibatkan 35-45% peserta perempuan), hingga Ekonomi Inklusif dari Bank Indonesia (Program Strive Indonesia menargetkan 300.000 UMKM, dengan 190.000 tercapai hingga 2025, banyak melibatkan perempuan).
Selain itu, diperlukan juga adanya evaluasi berkelanjutan dan sinergi lintas K/L untuk memastikan program selaras dengan target RPJMN. Potensi kolaborasi mencakup integrasi literasi digital dan keuangan, pemberdayaan UMKM perempuan, serta penguatan Care Economy.
Adapun beberapa tindak lanjut yang disepakati diantaranya yaitu kolaborasi antar K/L untuk program literasi dan pemberdayaan perempuan, integrasi program seperti Rumah Bersama Indonesia dan Strive Indonesia, penyusunan strategi untuk mengatasi penurunan partisipasi kerja perempuan pasca-menikah, pemilahan data berbasis gender untuk evaluasi program yang lebih akurat, serta rencana aksi bersama untuk mengurangi kesenjangan pengeluaran per kapita dan meningkatkan partisipasi ekonomi perempuan. Demikian dilansir dari laman ekongoid, Senin (18/8).
[Redaktur: JP Sianturi]