WahanaNews.co | Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar kegiatan Bincang Pasar Modal sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan peluang pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) tentang pasar modal khususnya skema Initial Public Offering (IPO).
Kegiatan berlangsung di Kota Bekasi dan merupakan kota kedua dalam rangkaian kegiatan program “Roadshow Usaha Parekraf Menuju IPO”.
Baca Juga:
Kemenparekraf Dukung Pelaksanaan Pusbatara Run 2024
Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf, Anggara Hayun Anujuprana, dalam keterangannya, Kamis (13/4/2023), mengatakan kegiatan ini bertujuan memperkenalkan dan memberi inspirasi kepada perusahaan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tentang pasar modal khususnya skema Initial Public Offering (IPO).
Ia mengatakan, peluang dan potensi bagi pelaku usaha parekraf untuk menembus pasar modal sangat tinggi. Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyebutkan, jumlah investor ritel pasar modal telah menembus 10,31 juta investor per Desember 2022. Jumlah ini naik 37,68 persen dibandingkan akhir Desember 2021 atau sebanyak 7,48 juta investor.
"Peluang tersebut diharapkan dapat mendorong dan mengakselerasi para pelaku usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk dapat melantai di Bursa Efek Indonesia dengan skema penawaran umum perdana saham atau yang lebih dikenal dengan nama Initial Public Offering (IPO)," kata Hayun.
Baca Juga:
MenEkraf: "D-Futuro Futurist Summit 2024" Lahirkan Gagasan dan Inovasi Perkuat Ekraf
Karenanya, kata Hayun, Kemenparekraf menyiapkan berbagai program berjenjang yang dapat menunjang kapasitas dan kapabilitas pelaku usaha parekraf dalam menembus pasar modal sebagai salah satu upaya untuk mendapatkan permodalan.
Selain kegiatan literasi terkait pasar modal pada kegiatan Bincang Pasar Modal, Kemenparekraf juga mengembangkan "Coaching Clinic KreatIPO" yang merupakan kegiatan one on one meeting dengan profesi penunjang dalam rangka identifikasi kesiapan IPO untuk aspek regulasi, keuangan, legalitas, dan kesiapan underwriter.
Selain itu juga ada seleksi untuk masuk dalam IDX Incubator, pembinaan oleh IDX Incubator dan monitoring oleh Kemenparekraf, serta pelaksanaan Demoday untuk mempertemukan perusahaan dengan profesi penunjang yang akan membantu penyiapan IPO.
Head of IDX Incubator, Aditya Nugraha, menjelaskan, IPO bukanlah finish line dalam fundraising perusahaan di pasar modal. Melainkan merupakan start point karena perusahaan dapat menghimpun dana melalui penerbitan saham baru melalui right issue atau private placement.
"Selain bertujuan untuk mencari pendanaan tanpa batas, IPO juga bermanfaat untuk meningkatkan citra perusahaan, mempercepat GCG, mendapatkan insentif pajak, dan lainnya," kata Aditya. Sumber: kemenparekrafgoid. [jp/jup]