WahanaNews.co | Digitalisasi telah menjadi tren global selama satu dekade terakhir dan akan terus menjadi penggerak utama perekonomian dunia di masa depan.
Dampak dan manfaat digitalisasi telah mendorong adanya efisiensi, inovasi bahkan disrupsi dalam dunia bisnis serta dapat mengubah cara orang berperilaku dan berinteraksi.
Baca Juga:
Agus Gumiwang Akan Laporkan Oknum LSM Penebar Fitnah
“Pada sektor industri manufaktur, transformasi digital telah mendorong pemanfaatan teknologi secara luas, baik pada proses produksi hingga manajemen pergudangan, yang mampu meningkatkan produktivitas dan daya saing industri,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier di Jakarta, Minggu (11/6).
Salah satu sektor industri yang telah mendukung dan menerapkan proses digitalisasi adalah industri elektronika dan telematika atau Information and Communication Technology (ICT). Oleh sebab itu, Kemenperin terus berupaya mendorong industri ICT dalam negeri agar dapat kompetitif di pasar global sejalan dengan program Making Indonesia 4.0.
Langkah konkret yang ditempuh oleh Kemenperin, antara lain adalah menfasilitasi industri ICT dalam negeri dalam keikutsertaan pada pameran ternama Communic Asia 2023 di Singapura.
Baca Juga:
Jumlah Produksi dan Perajin Meningkat, Sentra IKM Batik Mojokerto Kian Bergeliat
Pameran ini merupakan ajang teknologi info-komunikasi yang termapan dan relevan di Asia, dimana para peserta pameran dari seluruh dunia akan menampilkan teknologi terbaru dalam bidang 5G, broadband, FTTx, layanan terkoneksi, dan komunikasi satelit.
“Sebanyak tujuh perusahaan ICT Indonesia mendapatkan fasilitasi untuk mempromosikan produk-produk ICT unggulan pada Communic Asia 2023,” ujar Taufiek.
Ketujuh perusahaan ICT Indonesia itu meliputi PT. Nocola IOT Solution, PT. Dwi Tunggal Putra, PT. Solusi Hijau Indonesia, PT. Dimata Sora Jayate, PT. Integrasia Utama, PT. Bahawan Integrasi Nusantara, dan PT. Qwords Company International.