"Untuk kopi perlu kita siapkan pelatihan barista untuk anak-anak milenial, pengembangan kemasan produk-produk perkebunan, agar secara sinergi sektor pertanian dapat gayung bersambung dalam pengembangan infrastruktur di kabuapten Kediri," terangnya.
Lebih lanjut Andi menjelaskan, pengembangan paket perkebunan ini didorong dengan skema Perkebunan Partisipatif (Pasti). Porsi investasi dari swasta atau Bapak angkat yang akan dicoba ditawarkan, karena sub sektor perkebunan sangat menjanjikan untuk peningatan pendapatan atau devisa.
Baca Juga:
PK Surya Darmadi Ditolak MA, Tetap Dihukum 16 Tahun Penjara dan Bayar Rp2 Triliun
"Karena porsi APBN dan APBD sangat kecil, maka skema partisipatif yang akan kami dorong," tandasnya.
Bupati kediri, Hanindhito Himawan Pramana (Mas Bup), mengatakan, ada tiga sektor yang mendominasi PDRB Kabupaten Kediri yaitu pertanian, industri pengolahan dan perdagangan besar dan eceran. Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar bagi Kabupaten Kediri dan sektor pertanian merupakan penyokong bahan baku sektor industri dan merupakan sektor yang memiliki keterkaitan kuat antar sektor-sektor lainnya.
"Dengan memanfaatan sumber daya alam yang ada pada daerah dengan semaksimal dan tepat sasaran dapat mendorong pembangunan sektor pertanian khususnya pada subsektor perkebunan," tuturnya.
Baca Juga:
Pemprov Sulteng Tangani 48 Kasus Konflik Agraria Antara Warga dan Perusahaan
Berangkat dari hal ini, Mas Bup sangat menyambut baik gagasan Dirjen Perkebunan dalam pengembangan sub sektor perkebunan di Kediri. Ia mendorong Dinas Pertanian untuk segera melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan terhadap kebutuhan-kebutuhan untuk pengembangan perkebunan.
"Kami siap sinergi dengan program-program Ditjen Perkebunan, karena agro industri ini sangat potensial. Kami perlu terobosan-terobosan baru dalam pembangunan ekonomi Kabupaten Kediri yang lebih difokuskan lagi pada sektor yang berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah," tegasnya. [eta/republika]