Bahlil mengatakan untuk mengingat flashback pada saat kasus pandemi mulai terjadi di Indonesia pada kuartal awal 2020 lalu.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen, Indonesia dipastikan resesi karena pertumbuhan ekonomi dua kali mengalami minus.
Baca Juga:
Kelulusan S3 Bahlil Lahadalia Ditangguhkan Universitas Indonesia
Pada saat itu, ia menyebut tidak ada satu orang pun yang menduga krisis pandemi bakal begitu merembet hingga ke persoalan ekonomi hingga sosial.
"Di 2020 kita tahu, proyeksi pertumbuhan ekonomi global termasuk Indonesia terkoreksi sangat dalam sekali. Dan di 2021, tidak ada cara lain, tidak ada negara di dunia yang cara pertumbuhan ekonominya tanpa investasi," ungkapnya.
Belajar dari situasi tersebut, pemerintah disebutnya terus menggencarkan investasi guna menopang pertumbuhan ekonomi nasional yang sempat terkontraksi hingga resesi di awal-awal masa krisis pandemi Covid-19.
Baca Juga:
Daftar Lengkap Pengurus DPP Partai Golkar Periode 2024–2029
"Di kuartal kedua (2021), pertumbuhan ekonomi nasional kita itu tumbuh 7,06 persen year on year. Kenapa itu tumbuh tinggi, karena selain kita di kuartal kedua pada 2020 itu minus 3 persen. Sekarang pertumbuhan kita itu mencapai 3,5 persen kuartal ketiga," tuturnya. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.