Adapun program literasi dan inklusi pasar modal ini akan dilakukan secara berkelanjutan oleh Kantor Perwakilan BEI Jawa Barat, didukung PT BJB Sekuritas Jawa Barat sebagai Perusahaan Efek Daerah pertama di Indonesia yang akan mencapai target sebanyak minimal 5.000 Tenaga Kesehatan.
"Sebagai upaya untuk meningkatkan literasi pasar modal, kami berusaha untuk terus bersinergi menggencarkan program-progam edukasi ke berbagai pihak," ujar Iman.
Baca Juga:
Tips Untuk Amankan Nomor Hp dari Pinjol
Asal tahu saja, hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukan, tingkat inklusi keuangan di pasar modal mencapai 5,19 persen pada tahun ini.
Angka tersebut meningkat jika dibanding posisi 2019 sebesar 1,55.
Akan tetapi, tingkat literasi pasar modal tercatat mengalami penyusutan dari 4,97 persen pada 2019 menjadi 4,11 persen pada 2022.
Baca Juga:
Industri Fintech Bergolak di IFSE 2024, OJK Serukan Perlindungan Konsumen
Tingkat literasi tahun ini juga lebih rendah dibanding tahun 2016 sebesar 4,40 persen. Hal itu kemudian menjadi sorotan OJK.
Pasalnya hal itu menunjukan, minat investasi sudah semakin tinggi, namun tidak disertai dengan pemahaman pasar modal.
"Jadi inklusi sudah jauh lebih tinggi, maju pesat,tapi literasi merangkak, meskipun kami sudah melakukan secara besar-besaran. Terbukti dengan masih banyaknya penipuan, berkedok investasi, pinjaman, dan macam-macam." ucap Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I Otoritas Jasa Keuangan, Djustini Septiana. [ast]