WahanaNews.co, Den Haag - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meminta para Perwakilan Perdagangan (Perwadag) di Luar Negeri untuk meningkatkan nilai ekspor nonmigas Indonesia dengan
mencari cari cara, inisiatif, serta kreativitas baru. Hal itu penting dilakukan, khususnya di tengah pelambatan ekonomi global yang berpengaruh pada kinerja ekspor Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Mendag Zulkifli Hasan dalam arahannya saat membuka Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Perwakilan Perdagangan di Luar Negeri secara virtual.
Baca Juga:
Lepas Ekspor Adonan Roti ke Uni Emirat Arab, Mendag Budi Ajak Pelaku Usaha Perkuat Citra Produk Indonesia
Rakornis Perwadag di Luar Negeri
berlangsung di Den Haag, Belanda pada 20-22 September 2023. Hadir dalam acara tersebut Duta Besar
Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas dan Sekretaris
Jenderal Kemendag, Suhanto.
“Saya minta kepada para Perwadag untuk memulai cara-cara baru yang kreatif dan mengambil inisiatif
baru agar ekspor nonmigas kita bisa meningkat dengan mengembangkan pasar-pasar nontradisional baru
seperti India, Pakistan, Bangladesh, hingga negara-negara di kawasan Timur Tengah, bahkan Afrika yang
populasinya mencapai 1,4 miliar jiwa,” ungkap Mendag Zulkifli Hasan.
Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan, ekonomi Indonesia diproyeksi tumbuh 5,17 persen. Ekspor Indonesia masih surplus, namun terjadi penurunan; meskipun impor Indonesia juga menurun. Hal ini disebabkan
pelambatan ekonomi dunia yang diperkirakan tumbuh 3,27 persen.
Baca Juga:
Kunjungi Pabrik Lurik di Klaten, Mendag Budi: Inovasi Kunci Peningkatan Daya Saing Ekspor
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,2 persen hingga 5,5 persen. Namun, hal ini tergantung
pada peran dan kinerja Perwadag. Saya minta Saudara-saudara untuk bekerja keras habis-habisan, mati-
matian agar ekspor nonmigas kita tidak turun, bahkan lebih,” ungkap Mendag Zulkifli Hasan.
Selain itu, lanjut Mendag Zulkifli Hasan berharap agar para Perwadag dapat melakukan komunikasi dengan
baik dengan Uni Eropa.
“Perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa hanya satu per tiga dibandingkan Vietnam dan Thailand. Namun, banyak masalah yang tidak produktif. Untuk itu, diperlukan komunikasi yang baik dengan Uni Eropa,” urai Mendag Zulkifli Hasan.