WahanaNews.co, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menegaskan komitmen Pemerintah
Republik Indonesia dalam mendukung organisasi perdagangan dunia (WTO) dan inklusivitas kawasan Asia Pasifik.
Pemerintah akan terus memperkuat kerja sama perdagangan, investasi serta kerja sama ekonomi lainnya untuk membawa kesejahteraan masyarakat Asia Pasifik.
Baca Juga:
Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kemendag: Pada 2025, Ekspor Perlu Tumbuh 7-10 Persen
Mendag Zulkifli Hasan akan memimpin delegasi Indonesia pada Pertemuan ke-30 Menteri Perdagangan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) 2024 di Arequipa, Peru pada 16-18 Mei 2024. Tahun ini, tema dan prioritas APEC di Peru yaitu "Empower Include Grow".
Mendampingi Mendag Zulkifli Hasan pada kegiatan ini yakni Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono.
"Pada pertemuan ini, Indonesia kembali hadir untuk menegaskan dukungan terhadap WTO dan
mengikuti pembahasan mengenai perkembangan rencana Free Trade Area-Asia Pacific (FTAAP). Indonesia juga akan menekankan upaya fasilitasi perdagangan dan inklusivitas di kawasan Asia Pasifik," jelas Mendag.
Baca Juga:
Cumi Beku dan Produk Rumput Laut Indonesia Jadi Primadona di Pameran Boga Bahari Korea Selatan
Selain rangkaian pertemuan APEC, Mendag Zulkifli Hasan dijadwalkan bertemu dengan sejumlah menteri negara mitra dagang. Beberapa di antaranya, yaitu Selandia Baru, Korea Selatan, Kanada, dan Jepang.
APEC merupakan forum kerja sama regional 21 ekonomi di lingkar Samudera Pasifik. Kegiatan utama
APEC meliputi kerja sama perdagangan, investasi, serta kerja sama ekonomi lainnya untuk mendorong pertumbuhan dan peningkatan kesejahteraan di Kawasan Asia Pasifik.
Secara umum, diskusi APEC membahas upaya fasilitasi perdagangan guna mewujudkan perdagangan yang liberal, inklusif, dan berkelanjutan. Kerja sama APEC menghasilkan keputusan-keputusan yang bersifat sukarela dan tidak
mengikat (non binding), namun seringkali bersifat politis.
Selain Indonesia, ekonomi APEC meliputi Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, Tiongkok, Hongkong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Filipina, Peru, Papua Nugini, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam.
Ekonomi APEC tersebut mencakup 48 persen perdagangan dunia atau senilai USD 28 triliun. Ekonomi APEC juga mencakup 62 persen produk domestik bruto (PDB) dunia atau senilai USD 59 triliun dengan jumlah penduduk
mencapai 38 persen penduduk dunia atau sebesar 2,96 miliar jiwa.
Bagi Indonesia, APEC menjadi organisasi penting untuk memperkuat posisi ekonomi dalam perdagangan dunia. Pada 2023, total perdagangan Indonesia dengan ekonomi APEC mencapai USD 358,62 miliar.
Pada tahun tersebut, ekspor Indonesia ke ekonomi APEC mencapai USD 188,72 miliar, sedangkan impor Indonesia dari ekonomi APEC tercatat sebesar USD 169,89 miliar. Dengan demikian, Indonesia menikmati surplus perdagangan sebesar USD 18,63 miliar.
Ekspor utama Indonesia ke ekonomi APEC, di antaranya bahan bakar mineral, minyak hewani dan nabati, besi dan baja, mesin elektronik, serta kendaraan. Sedangkan impor Indonesia dari ekonomi APEC, di antaranya peralatan mekanis mesin, mesin elektronik, besi dan baja, plastik dan barang daripadanya, serta kendaraan.
[Redaktur: Tumpal Alpredo Gultom]